Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Suci yang Datang Kemudian

16 Desember 2017   20:10 Diperbarui: 16 Desember 2017   22:16 1630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: thetribaltimes.com

Reflex Suci mempererat pelukannya pada Arman. Lelaki sumber inspirasinya, yang telah dia khianati.

"Makasih.. pelukan terakhir Suci, jawaban dari Mas untuk maaf yang suci minta"

Entah apa yang terjadi, tenaga Arman tiba-tiba saja pulih, dia duduk di sebelah Suci. Arman meraih tangan Suci yang terasa dingin di tangan Arman. Arman mencoba tersenyum dan menarik tangan Suci ke dalam genggamannya dan menciumnya.

Tak kata yang keluar lagi dari mulut Arman. Arman sepenuhnya sadar, bahwa sayang dan cinta ini, masih sepenuhnya untuk Suci. Arman tak butuh alasan mengapa dulu Suci pergi, apa yang telah dia lalukan selama kepergiannya, apa yang dipikiran suci hingga dia kembali lagi. Semuanya, Arman tak butuhkan itu.

Bukankah, diantara do'a yang dia munajatkan pada malam-malam sunyinya, semoga suatu hari kelak suci akan kembali padanya. Sekarang Suci sudah kembali, do'anya sudah terkabul. Tugas Arman kini memaafkan semuanya, menerima Suci dengan segala ketulusan, mencegah Suci untuk tak pergi lagi.. menggenapkan apa-apa yang dulu belum sempat mereka sempurnakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun