Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

HBD, Apaan Sih?

23 April 2016   23:44 Diperbarui: 26 April 2016   17:03 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedang kasihnya Bunda pada hamba

Kini kita harus berpisah

Jika rindu ingin bertemu

Di dalam syair lagu, nanda akan dendangkan

Jika rindu Bunda pada nanda

Di dalam mimpi kita bertemu

Oh… Bunda kandung, tolong do’akan nanda

Entah bila kita kan bertemu)

Demikianlah, dendang syair lagu kerinduan sang anak pada Mandeh, ketika merantau dulu, meminta do’a pada sang Mandeh untuk mengangkat harkat diri, memperbaiki masa depan dan meneruskan tradisi, bahwa anak laki-laki harus merantau. Betapa sang anak tak menyadari, sedihnya sang Mandeh, ketika anak yang dikandungnya selama sembilan bulan itu, sang buah hati pelerai damam itu, kini telah meninggalkannya, hingga waktu yang tak tentu, kapan kan pulang?

Kini, ketika sang anak pulang, Mandeh yang dia rindu itu baru saja menghadap sang Kuasa, tak ada lagi harga materi yang dia bawa pulang, tak ada lagi Mandeh yang akan mendengar cerita sang anak, dalam menaklukan ranah rantau. Kini, baru dia sadari betapa sakitnya Mandeh ketika dia tinggalkan dulu, seperti yang dia rasa kini, ketika Mandeh meninggalkannya,

Kini, di bawah rindangnya pohon dan saung tepi laut itu, ada air mata yang tak sempat dijatuhkan, bukan karena sang anak gagah dan jantan. Tetapi sang anak telah menjadi seorang ayah dari sang anak dan suami dari isterinya. Biarlah anak dan isteri tak perlu tahu apa yang dia rasa, biarlah dia reguk rasa itu, untuk dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun