Untuk memberikan layananan perpustakaan yang berkualitas, diperpustakaan juga diperlukan tenaga SDM Perpustakaan (pustakawan) yang berkualitas, mempunyai kompetensi dan yang menguasai teknologi informasi. Karena dengan penguasaan dibidang teknologi informasi yang tinggi, dimungkinkan Pustakawan itu melakukan layanan perpustakan berbasiskan teknologi informasi (digital perpustakaan) atau layanan digital. Adanya Penguataan ekonomi kreatif dan digital seperti sekarang ini, diperlukan upaya dari pustakawan menyediakan informasi bagaimana memberikan layanan perpustakaan pada masyarakat itu, misalnya pustakawan perlu menyediakan informasi buku praktis; cara bikin kripik, pengemasan sampai ke pemasaran. Pemasaran yang dilakukan dengan media digital atau media elektronik (dilakukan secara online). Karena itu diperlukan koleksi seperti buku Teknik menjual produk makanan secara digital/online dan lain sebagainya. Dengan penyiapan buku/koleksi tersebut, dimungkinkan SDM vokasi siap kerja dan melakukan kerja, baik untuk perusahaan maupun untuk berwiraswasta.
Dari uraian permasalahan seperti telah diuraikan di atas, sekarang pemerintah telah memfokuskan perhatian terhadap kebijakan bagaimana upaya kontribusi perpustakaan sebagai sarana untuk mengatasi atau meminimalisasi jumlah pengangguran, dengan telah dijadikannya perpustakaan dan literasi sebagai program dan kegiatan prioritas pembangunan nasional. Dengan dijadikannya literasi sebagai program/kegiatan prioritas untuk mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran, hal itu artinya peran dan fungsi perpustakaan perlu terus dikelola dan dikembangkan secara maksimal, agar partisifasi dan kontribusi perpustakaan, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat dirasakan masyarakat terutama dalam mengatasi atau menanggulangi masalah kemiskinan dan mengurangi pengangguran.
Perpustakaan intinya adalah suatu tempat penyebaran ilmu pengetahuan dan informasi, guna menambah pendidikan, keterampilan, dan wawasan pengetahuan. Jadi guna dan fungsi perpustakaan adalah sebagai pusat informasi, pendidikan, penelitian dan rekreasi bagi warga masyarakatnya. Sedangkan manfaat yang bisa diambil dari perpustakaan diantaranya untuk menambah, memperluas dan memperdalam pengetahuan, dapat membina watak dan pribadi yang baik, dapat menambah dan meningkatkan keterampilan. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan Soejono Trimo,MLS, dalam buku pengadaan dan pemilihan bahan pustaka menjelaskan, bahwa koleksi perpustakaan yang baik akan membawa ke dalam tiga aspek yang utama yakni:
1. menjadikannya dari warga yang tidak produktif dan terdidik kepada seorang warga yang benar-benar produktif.
2. menjadikannya seorang anggota masyarakat yang lebih baik dan koperatif.
3. menjadikan insane yang "capable" untuk memperbaiki dirinya sendiri serta masyarakatnya.
Dari pernyataan seperti tersebut di atas, sudah sangat jelas bahwa fungsi perpustakaan akan sangat besar manfaatnya bilamana isi koleksi, sesuai, cokok dan tepat dengan kebutuhan masyarakat, serta perpustakaan itu benar dikelola dengan secara baik (profesional), akan dapat menunjang berbagai macam kebutuhan warga masyarakat bila dimanfaatkan secara maksimal. Karena itulah perpustakaan perlu dibina dan terus dikembangkan koleksinya agar kebutuhan masyarakat dan kegiatannya dapat terpenuhi. Lalu sekarang masalahnya bagaimana alternatif yang ditempuh perpustakaan dalam mengatasi jumlah pengangguran dan menurunkan tingkat kemiskinan?
Permasalahan besar pemerintah saat ini dalam menghadapi jumlah pengangguran dan mengurangi jumlah kemiskinan ini, memang sangat memerlukan partisifasi berbagai pihak yang berkepentingan untuk mengatasi persoalan ini, karena kalau tidak bisa diatasi akan dapat menambah persoalan baru yang bisa ditimbulkan. Karena setiap tahun angkatan kerja semakin bertambah, diperparah lagi globalisasi ekonomi yang melanda seluruh dunia, yang menambah parah terjadinya pengangguran dan kemiskinan. Karena itu melalui Peran Perpustakaan Nasional dan berbagai perpustakaan lainnya, perlu terus bertransformasi mengembangkan layanan perpustakaan, sehingga mudah diakses masyarakat untuk dapat mencerdaskan dan mensejahterakan warga masyarakatnya. Lewat penulisan yang sangat sederhana ini, penulis hanya sekilas memberikan suatu solusi alternatif pemecahan dalam mengatasi krisis mengatasi pengangguran dan mengurangi jumlah angka kemiskinan, dengan menjadikan perpustakaan sebagai sarana untuk dalam mengatasi pengangguran dan mengurangi jumlah kemiskinan.
Perpustakaan seperti dijelaskan sebelumnya, mencakup berbagai bidang pengetahuan dan keterampilan, diperuntukan penggunaannya bagi masyarakat. Koleksi ilmu pengetahuan bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan. Hal ini akan memberi manfaat bagi pencari kerja yang ingin membekali diri dengan menambah keterampilan, dan akan membawa manfaat bagi para pekerja yang ingin menambah penghasilannya, serta sektor informal yang ingin mengembangkan pekerjaannya. Para pengangguran umumnya tingkat literasinya sangat lemah, dalam arti penguasaan, pemahaman tentang berbagai informasi pengetahuan, informasi keterampilan dan informasi berwirausaha masih sangat kurang. Mereka tidak begitu paham dengan situasi dunia kerja saat ini, dimana formasi yang tersedia terbatas, baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta, ditambah lagi mereka (para penganggur/para pencari kerja) dihadapkan pada persaingan pekerjaan yang semakin ketat, selain itu para penganggur umumnya kurang sekali pengetahuan tentang pendidikan kewirausahaan. Barangkali alternatif yang perlu dikembangkan dalam penyediaan jasa informasi perpustakaan, selain untuk menambah keterampilan tetapi diperpustakaan dapat menjadi tempat praktek keterampilan masyarakat, dari informasi yang ada diperpustkaan.
Dari uraian permasalahan dan pembahasan seperti di ungkap diatas, penulis dapat menarik kesimpulan, bahwa dengan kontribusi peran dan fungsi perpustakaan sebagai salah satu sarana alternatif dalam mengatasi permasalahan pengangguran dan mengurangi jumlah angka kemiskinan yang terjadi di Indonesia, akan dapat bermanfaat sekali apabila seluruh sektor berpartisifasi dan bekerjasama dalam mengatasi masalah pengangguran tersebut. Karena tidak mungkin mengatasi kritis yang multi komplek dapat diselesaikan oleh satu instansi saja. Contohnya saja, seperti diuraikan di di atas, persoalan jumlah pengangguran dari yang berpendidikan SMK, Lulusan pendidikan vokasi, masih banyak yang belum mendapat pekerjaan. Hal ini salah satunya diakibatkan karena kurikulum yang berlaku di SMK dan di Perguruan tinggi yang ada kurang disesuaikan dengan dunia kerja, selain itu juga akibat dari penyelenggaraan pendidikan di SMK dan di Perguruan tinggi, kurang tersedia sarana dan prasarana penunjang pendidikan, salah satunya kurang tersedianya sarana perpustakaan. Begitu juga sarana pendidikan yang ada dimasyarakat sangat kurang sekali jumlahnya, termasuk jumlah perpustakaan yang ada di masyarakat sangat sedikit sekali. Karena itu, selain terus membenahi sarana pendidikan vokasi, tetapi kerjasama dengan sektor usaha perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan, karena hal ini nantinya diharapkan, akan dapat menekan jumlah angka pengangguran dan menurunnya jumlah pengangguran. Ada beberapa bahan pustaka sebagai contoh dan sebagai saran yang dapat dikembangkan di berbagai perpustakaan umum maupun di perpustakaan SMK maupun di pendidikan vokasi, seperti buku praktis bercocok tanam, ternak unggas, ternak ikan, buku praktis teknik mereparasi elektronik, buku praktis menganyam, menjahit, aneka sablon, dan buku tentang masakan dan makanan serta pengemasannya.
Sebagai saran untuk kedepan, perlu komitmen para penyenggara pendidikan di sekolah/ di perguruan tinggi dan perpustakaan umum daerah dalam menghadirkan dan menyelenggarakan perpustakaan yang berkualitas, sehinga dapat berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, keterampilan para penganggur atau menurunkan jumlah kemiskinan. Sehingga diharapkan kesejahteraan masyarakat meningkat dengan penyediaan sarana perpustakaan.