Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lepas dari Belenggu HP: Sebuah Eksperimen Pribadi yang Mengubah Hidup

9 Agustus 2024   19:36 Diperbarui: 9 Agustus 2024   19:36 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sebuah studi yang diterbitkan oleh Journal of Behavioral Addictions, para peneliti menemukan bahwa individu yang menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar cenderung memiliki tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang lebih jarang menggunakan smartphone.

Selain itu, paparan cahaya biru dari layar smartphone diketahui dapat mengganggu produksi hormon melatonin yang berfungsi mengatur siklus tidur. Penelitian yang dilakukan oleh Harvard Medical School menunjukkan bahwa paparan cahaya biru sebelum tidur dapat menunda produksi melatonin dan memperburuk kualitas tidur seseorang. 

Hal ini sangat relevan dengan pengalaman saya, di mana gangguan tidur menjadi salah satu masalah utama yang saya hadapi sebelum melakukan eksperimen digital detox.

Dr. Adi Wirawan, seorang psikolog klinis, beliau menjelaskan bahwa ketergantungan pada smartphone dapat memicu perasaan kesepian dan isolasi sosial. 

“Ketika kita terus-menerus terhubung dengan dunia maya, kita cenderung mengabaikan hubungan sosial di dunia nyata. Hal ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental kita, terutama dalam hal bagaimana kita merespon dan mengelola stres,” ujar Dr. Adi. 

Pendapat beliau selaras dengan temuan yang saya alami, di mana ketergantungan pada smartphone ternyata menurunkan kualitas interaksi sosial saya di dunia nyata.

Dampak Ketergantungan Smartphone pada Generasi Muda

Kekhawatiran tentang dampak negatif smartphone semakin relevan ketika saya mulai memikirkan dampaknya pada generasi muda. 

Anak-anak dan remaja saat ini tumbuh dalam lingkungan yang sarat dengan teknologi, dan bagi mereka, smartphone bukan lagi sekadar alat, tetapi sudah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Namun, ketergantungan pada teknologi ini membawa konsekuensi yang tidak bisa diabaikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkapkan bahwa penggunaan smartphone di kalangan anak-anak dan remaja Indonesia telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. 

Studi tersebut menunjukkan bahwa anak-anak menghabiskan rata-rata 5-7 jam per hari di depan layar, sebagian besar digunakan untuk bermain game online dan mengakses media sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun