Pembahasan studi kasus yang menitikberatkan pada masalah moral atau etika kembali pada nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik. Kesadaran penuh terhadap nilai-nilai dan prinsip-prinsip etika memungkinkan pendidik membimbing siswa dalam memahami dan menguji nilai-nilai serta prinsip-prinsip yang menjadi dasar pengambilan keputusan berbasis etika dan kebajikan.
Nilai-nilai ini menjadi landasan untuk pengambilan keputusan yang bijak, bertanggung jawab, dan didasarkan pada prinsip-prinsip etika dan kebajikan. Dalam pembahasan studi kasus, pendidik dapat membantu siswa memahami nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mendasari pengambilan keputusan, serta mengembangkan keterampilan dalam menganalisis informasi dan merumuskan alternatif keputusan.
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Jawaban:
Pengambilan keputusan yang tepat memiliki dampak positif, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, aman, dan nyaman. Ini terkait dengan proses pengambilan keputusan yang didasarkan pada prinsip-prinsip etika, kebajikan, dan tanggung jawab.Â
Dalam konteks pendidikan, pengambilan keputusan yang memihak pada murid, mengikuti prinsip-prinsip etika, dan mempertimbangkan kepentingan semua pihak, akan menghasilkan lingkungan belajar yang positif dan kondusif.Â
Oleh karena itu, pengambilan keputusan yang bijaksana dan bertanggung jawab akan membentuk lingkungan belajar yang mendukung perkembangan siswa secara menyeluruh.
7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Jawaban:
Tantangan dalam menghadapi kasus dilema etika di lingkungan pengambilan keputusan merupakan aspek yang kompleks. Perubahan paradigma dan budaya sekolah yang sudah berakar dalam sistem selama puluhan tahun menjadi hambatan utama.Â
Tantangan melibatkan kebutuhan untuk mengatasi sistem yang mendorong pengambilan keputusan tergesa-gesa, kurangnya komitmen bersama dalam partisipasi keputusan, kesulitan menyatukan pandangan beragam, dan faktor lainnya.Â