Artikel ini akan mengulas empat kasus yang tercantum di dalam Ruang Kolaborasi Modul 1.4 yang saya pelajari hari ini, tentang bagaimana kita bisa menciptakan budaya positif di lingkungan sekolah. Keempat cerita ini akan membahas bagaimana kita berinteraksi satu sama lain, menyelesaikan konflik, serta mencoba untuk menghargai dan menyelesaikan masalah dengan baik di lingkungan pendidikan.
Kasus 1: Menangani Ketidakpatuhan di Kelas
Kasus pertama menggambarkan situasi di mana seorang guru matematika, Ibu Santi, sedang sakit dan tidak dapat mengajar. Sebagai pengganti, Ibu Eni, seorang guru baru di sekolah, dihadirkan. Namun, beberapa murid perempuan, Fifi dan Natali, tidak mengindahkan kehadiran Ibu Eni dan bersikap kurang sopan. Bagaimana Ibu Santi menangani situasi ini?
1. Langkah-langkah Restitusi oleh Ibu Santi:
Validasi Tindakan yang Salah
Ibu Santi mulai dengan memberikan validasi terhadap tindakan yang salah dengan bertanya kepada Fifi dan Natali, "Tindakan itu boleh saja dilakukan, bila kalian sungguh-sungguh ingin meminta maaf." Dia menunjukkan pemahaman terhadap perasaan mereka.
Pertanyaan tentang Keyakinan Kelas
Ibu Santi menanyakan tentang keyakinan kelas dan mengajukan pertanyaan kepada mereka, "Apa yang akan kalian lakukan untuk memperbaiki masalah? Apa ada gagasan?" Ini adalah upaya untuk melibatkan mereka dalam mencari solusi.
Penawaran Solusi
Ibu Santi menawarkan solusi dengan mengusulkan untuk mengadakan diskusi kelompok tentang penerapan keyakinan kelas, terutama tentang sikap saling menghormati. Ini adalah langkah positif untuk memperbaiki hubungan di kelas.
Keterlibatan Kepala Sekolah