Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Sejati Sang Penulis Bagian 2, Pertemuan Tidak Terduga

28 Februari 2023   10:00 Diperbarui: 28 Februari 2023   10:02 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, Rindang juga merasa bimbang karena ia sudah bersuami dan merasa tidak tahu harus berbuat apa. Ia merasa terjebak dalam dilema antara kebahagiaan pribadi dan tanggung jawab sebagai seorang istri.

*

Setelah pertemuan di taman itu, Rindang mencoba untuk move on. Ia ingin menghalau semua haru biru rindu yang berkecamuk di dalam hatinya. Sebuah undangan untuk mengisi seminar kepenulisan, tiba-tiba saja seperti menyelamatkannya. Sehingga, lambat tapi pasti, menghapus dengan pelan wajah Ario dari pikiran Rindang. Karena, saat ini ia fokus untuk mempersiapkan materi dan power point yang akan disampaikannya dalam seminar tersebut.

Akhirnya, pada hari yang telah dijadwalkan. Rindang pun melenggang dengan busana kesayangannya, kaos casual dan celana kulot yang gambrong, ditambah cardigan biru elegan menambah cantik penampilannya. Tidak lupa laptop dan sekoper pakaian untuk ganti. Menurut jadwal, Rindang akan pergi selama tiga hari. 

Awalnya, Bimo kurang setuju. Namun, ia tidak bisa apa-apa. Karena, ini semua merupakan passion Rindang. Mana mungkin ia bisa menghentikannya.

"Baik-baik di sana, ya!" Pesan Bimo pendek.

Rindang menjawab ungkapan kekhawatiran Bimo tersebut dengan kerjapan mata. Ada rasa lega yang ia rasakan. Saat siluet tubuh Bimo yang jangkung dan atletis menghilang dari pandangannya.

"Pyuuhhh." Rindang menghempaskan badan rampingnya di jok mobil.

"Berangkat, Non!" Tanya Mang Salim mengagetkan Rindang.

"Iya, Mang! bikin saya shock saja." Rindang cemberut.

"Non sih mau berpisah sama Tuan kok kaya melepaskan beban gitu." Mang Salim bersungut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun