Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Sejati Sang Penulis Bagian 2, Pertemuan Tidak Terduga

28 Februari 2023   10:00 Diperbarui: 28 Februari 2023   10:02 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rindang menyelesaikan beberapa naskah yang harus dikirimkan ke penerbit dalam waktu dekat. Ia merasa kelelahan dan memutuskan untuk berjalan-jalan sejenak di taman kota yang berada dekat rumahnya. Ia duduk di bangku taman yang teduh di bawah pohon rindang yang menjulang tinggi.

Tiba-tiba, ia merasa ada seseorang yang duduk di sebelahnya. Ia menoleh dan terkejut melihat Ario, cinta pertamanya yang sudah lama tidak ia jumpai.

"Ario? Apa kabar?" tanya Rindang, masih terkejut.

"Aku baik-baik saja, Rindang. Bagaimana kabarmu? Sudah lama sekali kita tidak bertemu," jawab Ario sambil tersenyum.

Rindang merasa sedikit gugup dan tidak tahu harus berkata apa. Ia merasa campur aduk antara senang dan tidak nyaman bertemu dengan Ario setelah sekian lama tidak bertemu.

"Aku... aku baik-baik saja, Ario. Bagaimana kabarmu selama ini?" tanya Rindang.

"Aku juga baik-baik saja. Sudah lama sekali aku ingin bertemu denganmu, Rindang," kata Ario.

Rindang merasa sedikit lega mendengar ucapan Ario. Ia juga merasa senang bisa bertemu dengan Ario lagi setelah sekian lama tidak bertemu. Namun, ia juga merasa tidak nyaman karena ia masih ingat perasaannya pada Ario di masa lalu.

"Aku... aku juga senang bisa bertemu denganmu lagi, Ario," kata Rindang.

Mereka duduk berdampingan di bangku taman, mengobrol dan mengingat masa lalu mereka. Rindang merasa terharu ketika Ario mengaku masih menyimpan perasaan untuknya meskipun mereka sudah lama tidak bertemu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun