Nah, itulah yang disebut dengan persepsi. Sebagai manusia, secara alami kita bertindak berdasarkan persepsi yang terbentuk dalam pikiran kita.Â
Terkadang niat baik saja tidak cukup untuk menjadikan kita sebagai orang yang jujur. Karena, saat terlihat ada peluang atau kesempatan.Â
Maka, bisa saja dalam sekejap mata niat tersebut terkalahkan oleh banyak faktor. Bisa pertimbangan secara ekonomi, ego dan pembenaran. Umpama, "Siapa suruh tidak ada penjaganya, jadi memberikan peluang untuk orang berlaku tidak jujur."
Mengapa persepsi peserta didik itu penting bagi perkembangan program kantin kejujuran?
Hal ini sangat beralasan dan masuk akal. Karena, bila kita lihat dari tujuan dilaksanakannya program kantin kejujuran di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia adalah menanamkan dan memberikan edukasi tentang nilai-nilai kejujuran kepada peserta didik sejak dini.Â
Dengan harapan, di masa depan nanti ketika peserta didik sudah menjadi anggota masyarakat, bekerja di mana pun. Baik instansi pemerintah, perusahaan swasta, BUMN, dan lain-lain. Mereka tidak akan korupsi, lantaran sudah terbiasa bersikap jujur dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, persepsi peserta didik sangat penting bagi perkembangan program kantin kejujuran. Berhasil tidaknya program ini mau tidak mau menuntut peran serta peserta didik di dalamnya. Bagaimana mereka mengaplikasikan budi pekerti, salahsatunya bersikap jujur saat jajan di kantin kejujuran.
Di dalam pendidikan dijelaskan bahwa peserta didik merupakan target utama. Mereka adalah subyek sekaligus sasaran yang menjadi prioritas. Jadi, dengan begitu penting bagi pemerintah, dalam hal ini Komite Pemberantasan Korupsi (KPK) mengetahui bagaimana persepsi peserta didik terkait kantin kejujuran.
Apa yang dimaksud persepsi peserta didik?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi diartikan sebagai pikiran, keyakinan, dan perasaan tentang orang, situasi, dan peristiwa.
Melengkapi definisi di atas, Walgito (2010) menyebutkan bahwa, persepsi merupakan sebuah proses yang diawali dengan kegiatan penginderaan, yakni proses diterimanya sebuah stimulus atau rangsangan oleh seseorang melalui panca indera yang dimilikinya. Kegiatan ini disebut juga dengan proses sensoris.Â
Persepsi tidak hanya terbatas pada proses dan apa yang tersimpan dalam pikiran, lebih dari itu persepsi juga menentukan tindakan seseorang dalam berbuat sesuatu yang bernilai.Â
Sejalan dengan hal itu, Robbins (2003:160) menyebutkan bahwa persepsi diartikan sebagai sebuah proses yang ditempuh individu, dengan tujuan untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan yang ditangkap oleh alat indera mereka. Agar hal tersebut dapat memberikan makna dan manfaat bagi lingkungan mereka.Â