Bisakah diterapkan pada generasi saat ini?
Zaman memang telah berubah, mental manusia juga ikut berkembang. Entah, ke arah yang lebih baik, atau malah menjadi buruk. Tapi, sebuah metode pendidikan yang menghasilkan karakter yang baik. Umpama, metode survive dalam permainan Bankrupt Game ini, mungkin akan baik pula hasilnya bila diterapkan pada generasi saat ini.
Walaupun, ada sedikit keraguan. Apakah orang tua jaman sekarang akan memiliki sikap tega yang 'benar' seperti sikap orang tua jaman dulu. Karena, dapat kita lihat fenomena cara mendidik orang tua jaman sekarang, termasuk saya. Mereka mendidik anak dengan pola nyaah dulang, artinya menuruti semua yang diinginkan anak dan memanjakan.
Dengan dalih, "Peupeuriheun urang baheula susah (jangan sampai anak kita mengalami kesusahan seperti kita dulu). Padahal, pola pendidikan seperti itu, dampaknya tidak main-main. Anak-anak akan menjelma menjadi generasi yang rapuh, seperti buah strawberry. Indah dan menarik bila dilihat dari tampilan luar. Tapi, bila terkena guncangan atau terjatuh dan terbentur aspal akan hancur dan penyek. Itulah, mental generasi kita saat ini.
Hikmah yang didapat
Bankrupt Game mengajarkan kepada kita, bahwa di dunia ini banyak sekali orang tidak dikenal, tapi mereka baik. Mau menolong, memberikan bantuan, dan mengijinkan kendaraannya untuk ditebeng secara gratis.Â
Game ini juga mengubah mindset kita, bahwa dalam mencari uang itu kita harus menggunakan cara yang elegan, dan halal. Jangan hanya karena uang, kita menghalalkan segala cara, hingga berani mencuri.Â
Hal ini juga menyadarkan kita, bahwa sebenarnya semua manusia itu bisa tetap bertahan hidup dalam kondisi yang paling parah sekali pun. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H