Menurut para ahli bahasa, majas atau gaya bahasa merupakan sebuah karya sastra yang sangat unik dan tidak biasa. Ia dapat mengkombinasikan antara kejujuran, sopan-santun, dan manisnya tutur kata dan budi bahasa. Majas juga dipercaya mampu memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulisnya.
Dilansir dari liputan6.com, ada 24 jenis majas yang ada dalam perbendaharaan bahasa Indonesia, dan luar biasanya ke-24 majas ini bisa dipakai dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.Â
1. Majas Pertentangan, merupakan majas yang memiliki gaya dalam melukiskan sesuatu hal atau benda dengan cara mempertantangkan antara satu hal dengan hal lainnya. Yang termasuk gaya bahasa jenis ini adalah : Litotes, Paradoks, Antitesis, dan Kontradiksi Interminus
2. Majas Perbandingan, adalah gaya bahasa atau kata kiasan yang menunjukkan sebuah perbandingan dua hal atau dua obyek.
Ciri dari majas perbandingan, biasanya menggunakan kata-kata pembanding seperti : bagai, sebagai, bak, seperti, semisal, seumpama, dan laksana.
Termasuk ke dalam majas perbandingan, adalah gaya bahasa Hiperbola, Eufimisme, Metanomia, Simile, Alegori, Personifikasi, Metafora, Asosiasi, Sinekdok dan Simbolik
3. Majas Penegasan, yaitu gaya bahasa yang berfungsi untuk membuat suatu hal atau obyek terlihat lebih jelas, dengan melakukan penegasan dalam beberapa bagian.
Termasuk ke dalam majas ini adalah gaya bahasa Pleonasmeu, Repetisi, Retorik, Klimaks, Anti-klimaks, Paralelisme, dan Tautologi.
Majas Sindiran, merupakan gaya bahasa yang memiliki tujuan menyatakan sesuatu dengan maksad menyindir.
Termasuk ke dalam gaya bahasa ini adalah majas Ironi, Sinisme, dan Sarkasme.
Itulah, beberapa majas yang dapat kita gunakan untuk bahan menulis puisi. Teknik menulis puisi menggunakan majas akan berguna saat kita mengalami kebuntuan ide. Hal yang biasa dialami oleh para penulis pemula.