Saat kita ketinggalan dompet, bila butuh uang bisa meminjam dulu kepada teman. Hal itu tidak berlaku, saat kita ketinggalan hand phone.
Hidup serasa berhenti, tidak menarik, dan mati gaya. Karena, benda berukuran 7 inci tersebut telah mampu merebut kebiasaan, kesenangan, dan aktivitas kita.
Coba apa yang akan kamu lakukan, saat ingin mengetahui tentang suatu berita, info, hingga ilmu pengetahuan. Tentu saja kamu akan membuka hand phone, lalu mengetik di browser atau membuka YouTube, dan lain-lain.
Jika gabut atau tidak ada kegiatan, kamu butuh hiburan tinggal klik media sosial, seperti : Instagram, tiktok, Twitter, YouTube, dan lain-lain.
Tanggal muda belum bayar-bayar, kamu buka aplikasi e-banking. Hanya dengan beberapa klik saja, listrik dapat dibayar, PDAM, isi pulsa, transfer cicilan, belanja, dan lain-lain.
Oleh karena itu, wajar sekali jika kita semua sangat bergantung kepada teknologi, akhir-akhir ini.
Ritme kehidupan diatur oleh teknologi
Teknologi telah mengatur ritme dan irama kehidupan menjadi berdenyut lebih cepat. Setiap orang seperti berlomba dengan waktu, seakan khawatir tertinggal kereta atau jadwal penerbangan.
Anak-anak menjadi lebih cepat dewasa dilihat dari pertumbuhan badan dan gaya hidup. Tapi, tidak dengan pola pikir dan kebijaksanaan. Mereka ibarat anak kecil yang terperangkap dalam tubuh orang dewasa.Â
Benar kata pepatah, bahwa :
"Menjadi orang pintar itu gampang semua orang dapat belajar, menjadi orang bijaklah yang susah karena ia ditempa oleh waktu, pengalaman, dan berhasil tidaknya dalam menghadapi permasalahan hidup."