Dengan simbol sebagai dulang pada peribahasa aww mah dulang tinand dan sebagai sapi pada peribahasa 'sapi anut ka bantng' maka perempuan tidak diberi keleluasaan untuk berpendapat dan mengemukakan apa-apa yang ada di dalam hatinya. Berkaitan dengan asa, harapan, cita-cita, dan perasaan cinta.
Bahkan, untuk perasaan jatuh cinta pun. Perempuan harus berusaha menahan dirinya untuk tidak menjadi yang pertama mengutarakan. Perempuan hanya bisa menunggu, entah sampai kapan.
Entah apakah perasaan itu akan sampai atau tidak. Umpama, lelaki yang dicintai perempuan tersebut kemudian menyatakan cintanya. Nasib baik bagi perempuan tersebut, karena cintanya gayung bersambut.Â
Bagaimana kalau tidak, bahkan laki-laki itu malah menyatakan cinta kepada perempuan lain?
Mungkin, disinilah sebagai perempuan, kita diajarkan untuk selalu menerima. Bahwa tidak semua hal yang kita inginkan akan datang ke hadapan. Semangat untuk semua perempuan di dunia ini. (*)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H