Kadar stres harian yang berkisar antara 8,5 persen bagi seorang ibu, itu tidak hanya membebani pikiran mereka, tapi juga tubuh. Seorang perempuan akan kekurangan waktu untuk memulihkan kondisi tubuhnya kembali ke posisi semula.
Terkait jumlah anak tiga yang menyebabkan seorang perempuan rentan stres. Hal ini diperkuat pula dengan pengakuan Jill Smokler (35) seorang blogger 'Scary Mommy' dan penulis buku Motherhood Comes Naturally (And Other Vicious Lies). Jill memiliki tiga orang anak, dan ia membenarkan serta mengakui bahwa angka tersebut membuatnya stres.
Saat seorang perempuan memiliki satu anak, lalu memiliki dua anak. Maka, perubahan itu akan terasa mudah. Namun, saat dari dua anak berubah ke tiga anak. Hal itu akan menjadi sesuatu yang tidak mudah.
Mengapa? Karena dengan tangan yang berjumlah dua saja, seorang ibu akan merasa kewalahan untuk mengendalikan anak-anaknya. Bahkan, saat tidak bisa menggandeng anak secara bersamaan di kala berjalan, seremeh itu saja bisa menjadi pemicu stres.
Berbeda halnya dengan jumlah anak lebih dari tiga, umpama anak empat dan lima. Hal itu, ternyata tidak menyebabkan stres, nah lho. Padahal, jumlah mereka lebih banyak.Â
Secara kasat mata saja, bertambahnya jumlah anak, tentu akan berpengaruh pada jumlah beban dan pekerjaan yang harus ditangani oleh seorang ibu.
Ternyata, tidak demikian, ya. Saat seorang perempuan memiliki anak lebih dari tiga, maka ia akan semakin terlatih, terasah skill mengurus anaknya, dan ia pun akan semakin percaya diri. Apalagi bila sudah menemukan pola asuh yang tepat, lalu pola itu berhasil diterapkan untuk semua anak.
Bukan berarti, ibu dengan anak tiga harus menambah anak lagi, untuk menggenapkan anak mereka menjadi empat. Dengan tujuan agar tingkat stres menjadi berkurang.Â
Cara mengurangi kadar stres pada ibu dengan tiga anak
Tindakan preventif yang harus kita lakukan, sebagai seorang perempuan berdasarkan peribahasa anak tilu keur kumusut itu menurut saya adalah, pertama dengan cara sesekali berkata tidak. Pada permintaan siapa saja, entah itu suami, anak-anak, dan orang lain. Apalagi bila permintaan tersebut, terkesan mengada-ada.
Kedua, delegasikan tugas yang merupakan pekerjaan rumah tangga kepada orang lain, dalam hal ini pembantu rumah tangga.Â