Seorang perempuan memiliki peran yang amat luhur dan mulia, yakni sebagai ibu bagi peradaban. Bierens de Haan mengemukakan  bahwa peradaban segala kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan teknis.Â
Peradaban juga dapat diartikan sebagai segala bentuk kemajuan yang dicapai oleh suatu masyarakat atau bangsa meliputi kemajuan dalam ilmu pengetahuan, seni, sastra, maupun sosial, di dalam masyarakat.
Tugas ibu dalam memajukan peradaban sejatinya adalah dengan cara menjadi ibu yang sholehah.Â
Dengan begitu, maka anak-anak yang lahir dari rahim perempuan yang taat beragama, berakhlak mulia, dan memiliki jiwa yang tenang akan menjadi generasi yang tangguh dan kuat. Oleh karena itu, seorang perempuan dituntut untuk memperbaiki dirinya terlebih dahulu, menambah pengetahuan, meningkatkan kompetensi, dan memiliki karakter dan akhlak yang mulia.
Seperti di negara Jepang, dikenal istilah Kyouiku Mama, artinya seorang ibu yang memiliki harapan yang tinggi masa depan anaknya serta tekun dengan mengantar anak-anaknya ke juku, maupun ke tempat anak-anak melakukan hobinya.Â
Juku dalam bahasa Indonesia artinya tempat les, bimbingan belajar atau lembaga pendidikan swasta yang menawarkan kelas tambahan sebagai persiapan untuk ujian masuk ke sekolah utama.
Dalam agama Islam, ada hadits yang menegaskan tentang peran seorang ibu, bahwa ibu adalah sekolah (madrasah) pertama bagi anak-anaknya.Â
Tatkala seorang ibu mendidik anaknya dengan baik, menyiapkan anak-anak untuk menjadi generasi yang tangguh di masa depan. Maka, dapat dikatakan bahwa ibu tersebut telah mempersiapkan sebuah peradaban yang baik dan kokoh bagi bangsa dan negaranya. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H