Entah, aku yang mandul atau siapa. Aku belum pernah coba memeriksakannya. Dengan terbukanya kasus perselingkuhan ini. Aku yakin, mungkin akulah yang mandul. Tapi, it’s oke. Aku tidak akan mengatakan semua penemuan ini. Biarlah Mas Teguh tenang dengan segala kebohongannya.
Dan aku mulai memberikan permainan itu. “Sekarang, coba kau temukan puzzle-ku Mas.” Sorakku dalam hati. Karena, tiba-tiba saja, di luar kebiasaannya.
Kini, Mas Teguh mulai banyak bicara dan bertanya. “Dari mana kamu, Mar? Mengapa Whatssapp-ku tidak dibalas? Mengapa begitu banyak lingerie warna merah jambu di lemari kamu?” Tentu saja akan muncul mengapa-mengapa yang lainnya. (*)