Padahal, di luaran sana, masih banyak orang yang mengais-ngais tempat sampah, mencari sisa-sisa makanan untuk sekedar menegakkan perut. Bagi mereka, sebutir nasi, dan secuil makanan amat berharga.Â
Sedangkan, di dalam restoran makanan begitu beragam, lezat, dan enak. Namun, tidak dihargai keberadaannya. Menumpuk, sedikit saja yang dimakan, lalu teronggok di tempat sampah.Â
Membicarakan buka puasa bersama dengan makanan yang mubazir. Saya jadi teringat kisah tentang makan di restoran Jerman. Bahwa, untuk mengantisipasi tingginya sampah makanan sisa yang terbuang dari restoran dan rumah-rumah makan.Â
Maka, restoran-restoran di Jerman memberlakukan denda bagi konsumen yang menyisakan makanan. Hal itu diberlakukan agar setiap konsumen memesan makanan sesuai kapasitas perutnya, tidak berlebihan, yang nantinya mengakibatkan banyak makanan terbuang. Wah, ide bagus, ya.
Lapar mata
Para perencana finansial mengatakan, jangan belanja saat perutmu kosong, karena akan memicu lapar mata. Nah, jika kamu ngabuburit, jalan-jalan santai sambil melihat-lihat barang, makanan, dan pakaian.Â
Maka sudah tentu kamu akan membeli semua barang yang dilihat dan diinginkan. Karena, kondisi perut kamu saat itu sedang kosong. Belanja dalam keadaan tersebut akan menyebabkan dorongan impulsif dan konsentrasi terpecah.
Lapar mata membuat seseorang kehilangan kemampuan untuk fokus dan berpikir jernih. Saat perut lapar, seseorang tidak bisa menimbang mana barang yang dibutuhkan, dan hanya sekedar keinginan. Apalagi keinginan berbelanja pada barang berupa makanan.
Ketika lapar, seseorang akan cenderung membeli banyak makanan yang tinggi kalori dan tidak sehat. Jadi, jangan lama-lama ya ngabuburit melihat-lihat lapak pedagangnya, cukup 1,5 jam saja. Agar kamu tidak terjatuh pada kebiasaan mengumpulkan makanan.Â
Bolehkah mengumpul-ngumpul makanan untuk berbuka?
Islam menjawab pertanyaan di atas dengan contoh yang diberikan Rasulullah SAW, sebagai tauladan dan junjungan kita. Apa yang dilakukan Rasulullah SAW, saat berbuka puasa. Beliau menunjukkan adab berbuka puasa dengan makan kurma dengan jumlah ganjil, umpama 1, 3, 5, 7, dan seterusnya. Lalu, minum air putih.Â
Ini adalah makanan pembuka yang sangat bagus dan dianjurkan. Mengapa? karena, kandungan glukosa pada kurma dan air putih akan membantu tubuh manusia yang seharian berada dalam kondisi kosong tanpa asupan makanan. Mendapatkan kembali energi dan asupan makanannya. Sehingga, badan akan kembali pulih dan mendapatkan asupan cairan yang sangat diperlukan.Â
Kurma dan air mengandung gizi seimbang. Tidak kurang, dan tidak terlalu kuat. Coba bandingkan jika kamu berbuka puasa dengan makanan yang berkalori tinggi, pedas, asam, dan dingin. Maka, dapat dipastikan perut kamu akan terasa sakit, perih, dan panas.