Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Kebiasaan Mengumpulkan Makanan untuk Buka Puasa, Bolehkah?

1 April 2022   14:45 Diperbarui: 9 April 2022   08:00 3080
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ngabuburit |Geotimes.id

Selain faktor psikologi manusia yang selalu ketakutan bila kekurangan makanan. Ada faktor lain yang disinyalir menjadi pemicu hadirnya perilaku atau kebiasaan mengumpulkan makanan untuk berbuka puasa. Apa saja?

Ngabuburit

Istilah ngabuburit berasal dari bahasa Sunda, artinya ngalantung ngadagoan burit, atau bersantai sambil menunggu tibanya waktu sore, senja. Bila makna ngabuburit ini dipersempit, karena hadirnya kata ini populer saat Ramadhan saja. Maka, ngabuburit dapat diartikan sebagai kebiasaan jalan-jalan, santai-santai sambil menunggu waktu berbuka puasa. 

ilustrasi ngabuburit |Geotimes.id
ilustrasi ngabuburit |Geotimes.id

Mungkin ada yang bertanya, kapan sebenarnya waktu yang tepat untuk ngabuburit? Bila dimaksudkan menunggu buka puasa, atau menunggu beduk magrib berbunyi. 

Tentu saja, waktunya ngabuburit ini hanya beberapa jam saja sebelum beduk berbunyi, ya. Umpama pada pukul 15.30-17.30. Karena, tidak etis saja, bila ngabuburit dimulai dari pagi hari, atau siang hari, kelamaan menunggunya.

Nanti keburu capek dan lapar, malah jadi membatalkan puasa. Ngabuburit harus berisi aktivitas ringan, yang tidak menguras tenaga. Alangkah lebih baiknya, bila kaum millenials mengisi acara ngabuburit dengan taklim, kajian, dan tadarus Al-Qur'an, ya. Agar puasa kita semakin terasa makna dan pahalanya.

Nah, apa hubungannya kebiasaan ngabuburit dengan perilaku mengumpulkan makanan untuk berbuka. Ya, tidak elok saja, bila kita jalan-jalan ke luar rumah, saat pulang tidak bawa apa-apa. Padahal, di sepanjang jalan banyak penjual makanan takjil. Itu mungkin alasan yang tepat. Amat wajar dan masuk akal, ya.

Karena, memang sudah menjadi karakter orang Indonesia, tidak enakan. Selalu saja, ingin menyenangkan keluarga dengan membawakan makanan dari luar, saat pulang ke rumah.

Pedagang takjil

Ramadhan diyakini menjadi berkah tersendiri bagi para pedagang, terutama penjual makanan. Karena, perputaran uang pada bulan ini nampak sangat lancar, melimpah, dan mengalir seperti air sungai. Setiap orang melakukan transaksi, dan membelanjakan uangnya. Yakin deh, hampir semua orang pada bulan ini, pengeluaran hariannya lebih banyak untuk sektor makanan. 

Berkah lainnya adalah saat bulan puasa datang, bermunculan para penjual takjil dadakan. Mengapa disebut dadakan? Karena, pedagang ini muncul hanya saat bulan puasa saja.

 Pada bulan-bulan lain mereka berjualan barang yang berbeda, bukan takjil. Beragam makanan dijajakan di lapak pedagang takjil, umpama kolak, gorengan, jajanan pasar, kue-kue kering, kue basah, hingga jajanan ala rumahan pun tersedia. Selain itu, restoran, rumah makan, warung nasi, dan penjual masakan pun meraup untung yang cukup lumayan saat Ramadhan.

ilustrasi pedagang takjil |Liputan6.com
ilustrasi pedagang takjil |Liputan6.com

Hal tersebut terjadi, karena, banyak ibu-ibu rumah tangga yang memilih membeli makanan yang sudah jadi saja untuk berbuka. Daripada, repot-repot memasak, tapi tidak dimakan, bersisa dan terbuang percuma. Padahal, biaya, tenaga, dan waktu untuk memproses bahan makanan tersebut menjadi masakan yang lezat tidak sedikit.

Jadi, dengan alasan demi kewarasan mental, kepraktisan, dan hemat waktu dan tenaga. Membeli masakan dari restoran adalah merupakan pilihan yang bijak, menurut saya. Apalagi, bila ibu rumah tangga adalah wanita bekerja. Tentu saja, tidak cukup waktu untuk mempersiapkan semua itu.

Nah, perilaku mengumpulkan makanan terjadi, saat ibu rumah tangga merasa kebingungan menentukan menu, ditambah lagi selera anggota keluarga berbeda-beda. 

Umpama ayah suka kepala kakap dan es campur, ibu suka sayur sop dan kolak pisang, kakak suka iga bakar dan es boba, tengah suka pesmol ikan dan es teh manis, dan adik suka sayur sop dan es sirup. Maka, dapat dipastikan akan banyak makanan yang terkumpul di rumah.

Pada akhirnya, karena tidak habis dalam sekali konsumsi. Apalagi jika anggota keluarga, memiliki kebiasaan memakan makanan yang segar, dan tidak suka dihangatkan. Dapat dipastikan, bahwa sisa dari makanan-makanan yang sudah dibeli tadi menjadi terbuang percuma. Wah, sayang uangnya, ya.

Buka puasa bersama

Acara buka puasa bersama, sebenarnya positif ya. Dapat meningkatkan kebersamaan, dan mempererat tali shilaturrahmi antar sesama. Ada nilai dan pahala sedekah, serta kesetiakawanan sosial juga yang terkandung dalam kegiatan tersebut. 

Apalagi bila acara buka puasa bersama, diisi dengan acara kultum (kuliah tujuh menit) tadarus dan sholat magrib berjamaah. Bukan hanya acara makan saja, ya. 

Namun, ada yang saya tidak suka dari kegiatan buka puasa bersama tersebut, yaitu mubazir makanan. Saat semua makanan dengan beragam menu dipesan. Lalu, terdengar suara adzan magrib, semua orang sibuk dan fokus dengan makanan di hadapannya. Karena, merasa lapar, mengambil terlalu banyak, lalu tiba-tiba saja sudah merasa kenyang.

Sedangkan, makanan di piring masih bertumpuk. Di situlah awal mula terjadinya perilaku mengumpulkan makanan, lalu terbuang sia-sia menjadi sampah. 

ilustrasi berbuka puasa |Suara.com
ilustrasi berbuka puasa |Suara.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun