Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Kebijakan Zero ODOL di Tahun 2023, bagai Pisau Bermata Dua

2 Maret 2022   16:53 Diperbarui: 2 Maret 2022   19:25 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi bagan tingginya biaya logistik | databoks. katadata.co.id

Ada dua persoalan yang akan timbul dari diterapkannya kebijakan Zero ODOL, yaitu :

1. Pelaku usaha kendaraan truk, meliputi pengusaha truk dan sopir truk akan berkurang pendapatannya dan mengalami kerugian. Karena, dengan diberlakukannya Zero ODOL, mau tidak mau para pemilik armada truk harus melakukan peremajaan pada truk miliknya, dan investasi truk baru. Padahal, untuk kedua hal tersebut ada pajak pembelian dan bea masuk yang cukup tinggi. 

Oleh karena itu, Apindo meminta agar pemerintah memberikan subsidi kepada pelaku usaha untuk meremajakan truk lama, dan pengadaan truk baru. Dengan demikian, beban kerugian yang ditanggung pemilik armada truk tidak terlalu besar. 

Selama ini, sopir truk selalu menjadi kambing hitam dari dampak negatif truk ODOL. Ketika terjadi kecelakaan lalu lintas, kerusakan jalan, dan kemacetan para sopir truk selalu dijadikan tersangka. 

Padahal, dilansir dari katadata.id, MTI Djoko Setijowarno -Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan mengatakan, kesalahan pengemudi truk adalah akibat panjang dari akar masalah truk ODOL, yakni keinginan untuk menekan tarif angkut barang dan mahalnya biaya logistik.

ilustrasi bagan tingginya biaya logistik | databoks. katadata.co.id
ilustrasi bagan tingginya biaya logistik | databoks. katadata.co.id

Menurut tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa biaya logistik di Indonesia merupakan yang paling mahal di antara beberapa negara di Asia. Hal ini disebabkan oleh belum adanya penetapan tarif atas dan tarif bawah pada biaya angkut, sehingga berpengaruh pada biaya logistik. 

Selain itu, tingginya tekanan pada BUMN agar meraih keuntungan yang sebesar-besarnya, menjadi penyebab lain mahalnya biaya logistik di Indonesia.

Kelebihan muatan dengan kendaraan berdimensi lebih dilakukan oleh sopir, semata-mata untuk menutupi biaya tidak terduga yang dibebankan kepada pengemudi truk. Anda mungkin sering melihat truk yang mogok, kempes ban, rem blong. Bahkan ada truk yang terperosok parit, hingga berhari-hari tidak dapat kemana-mana. 

Memang, sopir truk dibekali sejumlah uang untuk digunakan sebagai biaya selama perjalanan. Namun, hal itu tidak setara dengan beban yang harus mereka pikul. Dimulai dari pembayaran tarif tol, anda tahu sendiri kan, biaya tol sekarang sangat mahal. 

Bayar parkir, meskipun berkisar antara dua ribu hingga lima ribu. Namun, tetap saja menguras cadangan keuangan. Belum lagi pungutan liar yang marak di sepanjang jalan yang dilewati. Baik pungutan yang dilakukan oleh petugas yang berseragam, maupun yang tidak berseragam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun