Kalau suami mendukung, memberikan apresiasi, dan berbicara dengan lemah lembut. Maka, seorang perempuan akan dapat meng-handle semua urusan tersebut dengan baik. Tidak percaya? Buktikan saja. Â
Kedua, ketika anak sakit
Ibarat pepatah, "Seorang ibu itu lebih rela jika dirinya yang sakit, dari pada harus melihat anaknya yang terbaring sakit".Â
Pengalaman membuktikan, memang seperti itulah yang saya rasakan sebagai seorang ibu.Â
Saya kadang berdoa, "Biar saya saja yang menanggung sakit anak saya, biarkan anak saya sehat." Padahal, minta semua anggota keluarga disehatkan, ya?Â
Itu menandakan betapa seorang ibu akan terpuruk dan merasa tidak berdaya ketika buah hatinya sakit. Apalagi harus bekerja di kala anak sakit. Itu merupakan dilemma terbesar. Di satu sisi ibu bekerja harus profesional.Â
Karena, aturan pekerjaan memang menuntut seperti itu. Sisi lain dia juga harus mengutamakan anaknya. Buah hati yang menjadi tumpuan hidupnya. Salah satu alasan mengapa dia capek-capek bekerja, mencari nafkah.
Ketiga, ketika tidak ada pengasuh
Mencari pengasuh anak adalah masalah yang gampang-gampang susah. Disebut gampang karena banyak sekali biro-biro penyalur jasa pengasuh atau baby sitter.Â
Dari kota besar hingga ke pelosok terpencil tersedia. Bila kita tidak mengandalkan pengasuh dari biro pun. Banyak kok yang menawarkan pekerjaan sebagai pengasuh secara mandiri.Â
Saya beberapa kali kedatangan tamu yang menawarkan jasanya untuk mengasuh anak saya. Â Tapi, ya itu tadi. Ada beberapa pertimbangan ketat ketika saya memutuskan menerima seorang pengasuh.Â