Bahagianya hidup itu terasa banget di momen ini. Padahal hanya 15 menit saja. Tapi, itu sudah lebih dari cukup kok untuk me time bagi saya. Ya, agar pikiran gak stres saja.
Nah, kerepotan ibu akan dimulai ketika makan malam. Suami pulang bekerja minta disiapkan makan malam. Sedangkan anak-anak juga sama-sama minta dilayani.Â
Si bungsu minta susu, si tengah minta dibuatkan semangkuk mie. Baju kotor menunggu untuk dicuci. Belum lagi menyeterika seragam untuk dipakai esok hari. Karena, keluarga saya memang agak 'lebay' dalam hal pakaian. Padahal semua pakaian di lemari sudah disetrika rapih. Namun, tetap saja khusus untuk pakaian seragam harus disetrika lagi.
3 faktor penyebab ibu bekerja merasa double capek
Sebenarnya yang membuat capek, lelah, dan ingin menangis itu bukan pekerjaannya. Karena, saya yakin setiap perempuan, setiap ibu itu diciptakan Illahi dengan bakat multi tasking.Â
Saya yakin semua perempuan memiliki keahlian dapat mengerjakan beberapa pekerjaan dalam satu waktu.Â
Umpamanya, memasak sambil mencuci piring dan mengepel lantai. Nyuapin anak sambil ngajarin anak dan share materi pelajaran di grup WA. Betul kan?
Ada beberapa hal yang membuat ibu bekerja merasa double capek dan merasa gagal sebagai perempuan. Berikut saya rangkum dari beberapa sumber.
Pertama, dibentak atau dikomplain suamiÂ
Hal ini adalah faktor utama yang menjadi penyebab seorang perempuan merasa down, merasa tidak berharga, sekuat apapun dia.Â
Karena, semangat seorang istri ada pada penghargaan dan penerimaan dari suaminya. Seberat apa pun beban pekerjaan di kantor, rumah, dan sekolah anak.Â