Mungkin bukan takut, tapi ngapain malam-malam kami hilir mudik di makam? Itu yang sempat terlintas di pikiranku.
"Kita balik saja!" Akhirnya suamiku kembali mengajak masuk mobil dan kembali.
"Pulang?" Tanyaku. Tapi suamiku diam saja. Aku segera kirim WA ke si bungsu agar tidak menyusul. Tadinya rencana si bungsu mau ikut nyusul, karena ada hal yang harus diselesaikan, jadi tidak bisa pergi bersama -sama.
"Kenapa?" Tanya si bungsu.
"Kesasar. Mungkin mau balik saja!" JawabkuÂ
Sementara kami sudah sampai di palang kembali.
Terlihat dua orang anak naik motor, entah dari arah mana. Selatan, atau timur. Ternyata Utara. Dan entah kemana, sayangnya kami tidak menghentikan nya untuk bertanya. Aku benar-benar dalam kebingungan sepertinya.
"Kita kembali saja, shalat dulu di masjid. Kalau di masjid biasanya kan ada orang yang bisa kita tanyai. Kalau nggak ada, tunggu sampai isya, pasti ada!" Kataku.
Tapi suamiku tidak sependapat dan menghentikan mobilnya. Berbalik kembali ke masjid di ujung tanjakan cukup melelahkan, apalagi kalau nantinya harus balik lagi ke sini. Lebih baik langsung dicari sendiri. Mungkin begitu  pikirnya.