Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Petualangan Seru Seram Mencekam Menuju Lokasi Camper Van Jamus, Ngawi

4 September 2024   21:16 Diperbarui: 5 September 2024   15:19 1815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menurut petunjuk penduduk yang kami tanya, setelah palang ini kami masih harus terus, gelap dan sepi (dokpri)

"Sudah, ini mau ke mana!" Suamiku menanyaiku dengan jengkel .

"Tadi kata bapaknya, sampai palang masih terus sampai aspal terakhir. Bilangnya sumber air apa, aku lupa!" Jawabku linglung.

"Ya sudah, kamu turun! Itu palangnya kamu buka kalau bisa!" Suamiku mulai ngamuk 

Aku turun, dan palangnya ternyata bisa diputar dengan mudah, sehingga gampang dilalui mobil. Aku kembali naik ke mobil dan sepertinya kita memasuki gapura. Tapi tulisannya tidak terlihat karena gelap. 

Masuk gapura tapi tulisannya kurang jelas terbaca(dokpri)
Masuk gapura tapi tulisannya kurang jelas terbaca(dokpri)

"Mungkin ini gapura masuk perkemahan!" Kataku menghibur diri. Tapi mengapa sepi sekali dan gelap? Tidak ada seorangpun dan tidak ada tanda-tanda kehidupan. 

Sepi dan gelap. Hanya bayang-bayang gazebo yang terpaku dan membisu. Akhirnya mentok di depan kami sebuah bangunan yang besar, samar-samar seperti rumah, atau kantor yang tanpa penjaga.

Sunyi, gelap, tak tahu arah, tak tahu di mana, dan hanya berdua.

Mentok di sebuah bangunan. Gelap dan sunyi, tanpa tanda kehidupan. Jalan buntu kah?(Dokpri)
Mentok di sebuah bangunan. Gelap dan sunyi, tanpa tanda kehidupan. Jalan buntu kah?(Dokpri)

Akhirnya suamiku turun, dan mengambil senter. Sepertinya ini jalan buntu. Harusnya sudah sampai, tapi mengapa sepi sekali?

Bangunan besar sepi, di sampingnya ada jalan sepertinya. Tapi penuh bebatuan, bukan jalan aspal. Ada pagar tinggi dan tangga ke atas, membuatku merinding, seperti tembok makam. Dan gazebo-gazebo seperti rumah-rumah yang menaungi nisan. Detak jantungku semakin cepat. Mengingatkanku saat camper Van di Klepu, Ponorogo. Kami juga kesasar lewat jalan arah makam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun