"Gila, lu nDro. Eh, Ka!" Di mana sekarang anak itu?" Gepeng ikut panik. Pertanda ini sudah masuk kategori gawat.
Tepat saat itu Kaka masuk dari pintu dapur sambil membawa belati terhunus, berkilat-kilat tajam ditimpa cahaya senja.
Kami semua terdiam. Kaka masuk dengan wajah tegang. Sorot matanya tajam. Gepeng berusaha menghalangi jalan, tapi Si Wuk yang sudah selesai mandi menarik tangan Gepeng agar tidak menghalangi Kaka.
"Jangan gegabah, bisiknya lembut. Sementara aku melapor ke Pak Lurah, takut terjadi hal yang tidak diinginkan.
Kaka terus melangkah sambil memandang teman-temannya yang juga menatapnya penuh was-was.
Erna yang terduduk di meja dapur hanya terpaku. Tak sempat beranjak. Kakinya gemetar, sementara Kaka mendatanginya sambil membawa belati yang siap diayun.
"Crassss!!!
"Awww....!!!
Kami semua menjerit tertahan, sementara Pak Lurah datang terlambat. Di meja, cairan merah mengotori meja dapur.
"Crasss!!! Crasss!!! Crasss!!!
Dan semangka itu sudah menjadi potongan kecil-kecil. Sementara airnya yang berwarna merah membasahi meja.....