Kaka langsung menuju kamar mandi melewati meja dapur. Matanya menangkap onggokan semangka di meja dapur.
"Siapa yang beli semangka?" Tanya Kaka.
"Anu.... oleh-oleh Mas Adam," jawab Erna polos. Tak sadar itu memancing emosi dan amarah Kaka, yang kembali dikuasai rasa cemburu yang hebat. Anak ini bahaya kalau sudah mata gelap. Bisa bertindak apa saja tanpa memperhitungkan keselamatan diri dan teman-temannya.
"Brakkk!!!! Kaka menggebrak meja dapur.
"Kamu gila, ya!" Gepeng langsung merangkul Kaka. Takut bertindak yang lebih berbahaya. Tapi kekuatan seseorang saat marah sungguh besar. Kaka melepaskan diri dan mendengus marah sambil pergi.
#####
"Mbak, Mas Kaka pinjam belati buat apa?"
Mbak Nur, putri sulung Pak Lurah bertanya padaku dengan nada was-was.
"Maksud Mbak Nur?" Tanyaku kaget.
"Itu barusan Mas Kaka pinjam belati. Malah pinjam wungkal juga. Itu lagi diasah, belatinya. Surup-surup kok mainan belati!" Mbak Nur terlihat ngeri.
"Peng, itu Kaka kenapa. Kata Mbak Nur barusan pinjam belati!" Aku panggil Gepeng. Meski semau gue, anak seni rupa itu sebenarnya paling dewasa dan berpengalaman untuk hal-hal yang tak biasa.