"Nanti kalau terjadi apa-apa sama Si Wuk, gimana?" Kaka terlihat tak nyaman.Â
"Enggak lah!" Kalau sama-sama suka kan nggak bakalan dijahatin!" Nonot yang biasa diam malah semakin ngomporin Kaka.
Kaka terlihat semakin meradang dan mengkhawatirkan. Anak itu memang naif. Seringkali malah jadi bulan-bulanan meski jadi koordinator Desa.
#####
"Ka!...Kaka!" Gepeng berteriak memanggil Kaka, tapi tak ada sahutan.
Aku, Erna dan Vonny keluar kamar.
"Ada, apa, Peng?" Ngagetin orang tidur siang saja.
"Kaka nggak ada. Tadi kami bertiga tidur siang, tapi bangun-bangun Kaka nggak ada!"
"Gawat!" Jangan-jangan Kaka membuntuti Si Wuk."
"Bagaimana kalau Kaka patah hati terus nyebur kali?" Tanyaku khawatir. Di sekitar lokasi kami KKN memang banyak Sungai besar beraliran deras. Eh, kok malah aku jadi ikutan naif ya. Apa mungkin Kaka sekonyol itu. Bisa jadi kasus, nanti.
Kami berlima bingung mau mencari Kaka ke mana. Apakah perlu melaporkan hal ini pada Pak Lurah? Atau justru harus dirahasiakan sebelum kami bisa menyelesaikan masalah ini.