Pasukan ini singgah di Pekalongan, membuat rakyat tidak mau tinggal diam. Mereka berusaha menyajikan hidangan untuk para pejuang.Â
Saat itu rakyat juga mendukung perjuangan pasukan Kesultanan Mataram.Â
Melawan VOC berarti juga melawan penjajah Belanda yang saat itu menduduki nusantara.Â
Mungkin nasi Megono bisa dihidangkan untuk menjamu warga saat acara tasyakuran menyambut peringatan HUT 78 RI.Â
Karena saat itu masa sulit, mereka hanya mempunyai beras dan sayuran yang bisa diambil dari pekarangan.Â
Mereka membuat masakan yang praktis dengan memasak nasi, sayur dan lauknya sekaligus.Â
Nasi yang hampir matang, di atasnya diberi urap/kluban dan lauk ikan asin sekaligus, kemudian dimasak lagi sampai benar-benar matang.Â
Kemudian hidangan itu dinamai sego megono. Nasi yang dimasak dengan sayur dan lauk seadanya.Â
Sedang menurut www.lintaspewarta.com/wisata-kuliner, nasi megono mempunyai makna fisosofi berupa doa dan pengharapan.Â
Megono, mugo-mugo ono. Semoga ada(apa yang diinginkan).Â
Nasi megono mungkin telah berkembang dengan berbagai kreasi atas kreativitas pembuatnya.Â
Tapi kuliner peninggalan nenek moyang ini tetap terasa lezat dan layak dilestarikan sebagai warisan budaya tak benda.Â