Tapi hati yang telah membatu itu hanya luka seperti batu yang penuh goresan. Rojah-rajih, tapi tidak lagi terasa sakitnya.Â
Laksmi memunguti piring kotor seperti memunguti serpihan hatinya yang berhamburan.Â
Tiba-tiba dirasanya dunia berputar. Kunang-kunang berterbangan.Â
Ingin berteriak minta tolong, ia hanya sendiri. Suaminya telah pergi ke kantor.Â
Dadanya terasa sakit. Sakiiiittt.... Sekali.Â
Laksmi limbung, dan terkapar di lantai dapur. Sendiri dan sepi. Semua gelap, dan lenyap....Â
#####
Laksmi merasa tubuhnya ringan. Seringan kapas. Matanya mengerjap silau. Cahaya terang menyinari tubuhnya yang melayang.Â
Di depannya ada 2 lobang besar, yang mempunyai daya hisap. Seolah siap menelannya tanpa ampun.Â
Yang satu gelap dan pekat. Begitu gulita. Tak ada yang bisa dilihat, kecuali hanya hitam. Hitam sempurna.Â
Tapi terdengar jeritan-jeritan yang memilukan. Bahkan mengerikan. Bersahut-sahutan dan keras seperti geledek. Membuat pekak telinga Laksmi.Â