Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Upacara Tilem dan Asal Usul Selat Bali Dalam P5

22 Februari 2023   13:01 Diperbarui: 22 Februari 2023   21:35 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manik Angkeran berniat memotong ekor Naga Besuki (dokpri) 

Kelas X Merdeka 4 SMAN 1 Dolopo Kabupaten Madiun, memilih pulau Bali untuk dipresentasikan adat dan budayanya. Kelas yang berwali kelas Bu Ika, SPd ini menyuguhkan budaya Bali dengan kreatif. 

Kebetulan, di Kelas ini ada siswa pertukaran dari Bali, yaitu Avril Eleora Ivana (16 thn). 

Pembawa acara mengumumkan, penampilan kelas X Merdeka 4 diawali dengan mempresentasikan upacara Tilem. 

Hari suci Tilem atau saat bulan mati (Krsna Paksa) dilaksanakan ketika langit gelap semalaman tanpa sinar bulan. 

Ditinjau dari sisi astronomi posisi bulan berada diantara bumi dan matahari, sehingga malamnya langit gelap gulita.

Pada saat Tilem inilah, rakyat Bali mengadakan upacara untuk memuja Sang Hyang Surya. 

Pada saat tersebut, diyakini Hyang Surya beyoga semadi.

Pada saat itu merupakan waktu yang tepat untuk melakukan penyucian diri, melebur segala kotoran (mala) yang terdapat pada diri manusia.

Mereka membawa canang sari yang berisi persembahan. 

Pembawa acara kelas X Merdeka 4 membacakan acaravpertama yang akan ditampilkan, upacara tilem (dokpri) 
Pembawa acara kelas X Merdeka 4 membacakan acaravpertama yang akan ditampilkan, upacara tilem (dokpri) 

Setelah upacara tilem selesai, acara dilanjutkan dengan pementasan drama asal usul Selat Bali.

Asal usul Selat Bali (dokpri IYeeS) 
Asal usul Selat Bali (dokpri IYeeS) 

Setelah upacara tilem selesai, acara dilanjutkan dengan pementasan drama asal usul Selat Bali. 

Sudah pernah menyeberangi Selat Bali? 

Saat berwisata ke Bali menggunakan kendaraan darat, biasanya kita akan menyeberangi Selat Bali dari Ketapang ke Gilimanuk. 

Tapi, tahukah kalau dulu sebenarnya Pulau Jawa dan Bali menyatu? Kenapa bisa dipisahkan oleh Selat Bali? 

Yuk kita simak asal usul Selat Bali menurut legenda. 

Dahulu kala,Pulau Bali dan Pulau Jawa menyatu. Ada seorang brahmana sakti bernama Sidhimantra. 

Sidhimantra dikarunia putra bernama Manik Angkeran. Sayangnya Manik Angkeran tumbuh menjadi anak yang suka berjudi dan menghabiskan harta orang tuanya. 

Sidhimantra mempunyai sahabat seekor naga yang bernama Naga Besuki, yang bertapa di Gunung Agung. 

Saat Sidhimantra datang ke Gunung Agung dan membunyikan lonceng, maka Naga Besuki akan muncul.

Sidhimantra mengungkapkan kesusahan nya dan meminta tolong Naga Besuki. 

Saat Naga Besuki menggoyangkan ekornya, maka uang emas akan bertaburan. 

Manik Angkeran membunyikan lonceng untuk memanggil naga Besuki (dokpri) 
Manik Angkeran membunyikan lonceng untuk memanggil naga Besuki (dokpri) 

"Ambillah semua uang emas itu, dan pergunakan dengan bijak! " Kata Naga Besuki. 

"Terima kasih, Naga. Aku berjanji akan memanfaatkannya secukupnya, " Jawab Sidhimantra. 

Tapi ketika uang emas itu diberikan pada Manik Angkeran dan dipergunakan untuk membayar hutang, ternyata masih sisa banyak. 

Manik Angkeran lupa pada janjinya untuk berhenti berjudi. 

Uang itu kembali habis di meja judi. Manik Angkeran memaksa ayahnya untuk memberi tahu, bagaimana caranya mencari uang emas kembali. 

Karena sangat mencintai putranya, Sidhimantra memberi tahu keberadaan Naga Besuki. 

Berbekal lonceng ayahnya, Manik Angkeran menuju ke Gunung Agung. 

Ia pura-pura disuruh ayahnya untuk meminta pertolongan naga besuki. 

Naga Besuki yang tanggap, segera menggoyangkan ekornya, sehingga banyak uang emas bertaburan. 

Manik Angkeran berniat memotong ekor Naga Besuki (dokpri) 
Manik Angkeran berniat memotong ekor Naga Besuki (dokpri) 

Namun sayang, melihat hal itu, Manik Angkeran tidak bersyukur dan berterima kasih,tapi justru berniat memotong ekor naga Besuki. 

Dipikirnya, dengan memiliki ekor naga Besuki, dia bisa setiap saat mendapat uang emas. 

Naga Besuki sangat marah dengan ketamakan dan kejahatan Manik Angkeran. 

Dari mulutnya keluar api yang membuat Manik Angkeran terbakar dan hancur menjadi abu. 

Brahmana Sidhi Mantra yang mengetahui kematian putranya, menemui Naga Besuki. Minta maaf dan mohon ampunan untuk putranya agar bisa hidup lagi. 

Naga Besuki setuju, tapi dengan syarat, Sidhi Mantra harus tinggal terpisah dengan anaknya. 

Sidhi mantra segera menggaris tanah di depannya dengan tongkat sakti, agar membatasi keberadaan dirinya dan Manik Angkeran. 

Dari tanah yang di garis itu kemudian memancar air yang semakin deras dan banyak. Akhirnya membentuk lautan yang kemudian dikenal dengan nama Selat Bali. 

Pesan moral 

-Jangan berjudi

-sayangi, patuhi dan hormati orang tua kita. 

Setelah ini, acara dilanjutkan dengan tampilnya 9 siswi masing-masing membawa gambar. 

9 siswi membawa gambar yang  mendiskripsikan budaya Bali (dokpri) 
9 siswi membawa gambar yang  mendiskripsikan budaya Bali (dokpri) 

Dari gambar itu di antaranya adalah :

1.Pie Bali. 

Pie Bali menjadi viral karena banyak ditemukan sebagai oleh-oleh khas Bali. Pie Bali biasanya bertoping susu yang dibungkus dalam kemasan yang menarik. 

2. Ayam Betutu

Ayam Betutu adalah ayam panggang khas Bali yang disajikan dalam keadaan utuh. 

Nama Betutu berasal dari be yang artinya daging, dan nutu yang artinya bakar. 

3. Senjata orang Bali di antaranya keris dan tombak. 

4. Kandik

Kandik adalah senjata orang Bali yang berbentuk kapak. 

5. Trisula

Trisula adalah senjata orang Bali yang berbentuk tombak bermata tiga. Trisula adalah senjata Dewa Syiwa, salah satu trimurti yang banyak disembah pada jaman kerajaan Hindu. 

6. Pakaian adat Bali terdiri dari :

Payas Agung, Payas Madya dan Payas Alit. 

Payas Agung adalah pakaian adat Bali yang hanya boleh dikenakan dalam beberapa acara formal,  dengan tampilan mewah. Biasanya di Buleleng dipakai oleh anggota kerajaan. 

Payas Agung biasanya didominasi warna emas dengan riasan wajah yang terkesan mewah. 

Contohnya adalah busana yang dipakai saat upacara pernikahan, ngaben, munggah deha (upacara kedewasaan), upacara potong gigi, dan upacara keagamaan lainnya.

7. Payas Madya

Payas Madya adalah pakaian adat di bawah payas agung yang biasa dipakai saat ada perayaan khusus di Pura. 

8. Payas alit

Payas alit adalah pakaian adat yang dipergunakan dalam kegiatan sehari-hari, seperti saat bergotong royong dan sembahyang sehari-hari di Pura. 

9. Bangunan adat di Bali di antaranya adalah Pura. 

Hampir seluruh rumah Bali memiliki pura kecil di bagian depan. Pura ini dipergunakan untuk melakukan penghormatan terhadap leluhurnya yang telah meninggal. 

Selain itu juga untuk menjunjung tinggi hubungan dengan sang Pencipta

10. Bale gede

Bale gede atau Bale Dangin Sakenem merupakan bangunan yang berfungsi sebagai tempat untuk mempersiapkan dan melangsungkan upacara keagamaan bagi umat Hindu di Bali. 

Bangunan ini biasanya terletak di arah Timur pekarangan rumah tradisional Bali dengan saka atau tiang penopang bangunan yang berjumlah enam (sakenem).

Tari Rejang Dewa 

Tari rejang dewa (dokpri) 
Tari rejang dewa (dokpri) 

Tari Rejang dewa ditujukan sebagai sarana peribadatan.

Merupakan  tarian tradisional masyarakat Bali dalam menyambut kedatangan serta menghibur para dewa yang datang dari Kayangan dan turun ke Bumi.

 Tari ini hanya boleh dibawakan oleh para perempuan yang tak dituntut sebagai penari professional. 

Tari Rejang Bali berfungsi sebagai ungkapan rasa syukur dan penghormatan kepada para dewa.

Tari Rejang Dewa ini merupakan Warisan Budaya Tak Benda UNESCO .

Tari Kecak

Tari kecak (dokpri) 
Tari kecak (dokpri) 

Tari kecak adalah Tari tanpa menggunakan gamelan pengiring. 

Suara yang mengiringi adalah suara dari mulut para penari. 

Cak. Cakcakcak.... Cakcakcak... Cakcakcak..... Cak. Cak. Cak. Cakcakcak... 

Gerakan tari kecak bermakna nilai seni yang tinggi, dilakukan penuh penghayatan, dan kepasrahan akan kekuatan Tuhan, dengan banyak pesan moral. 

Walaupun tidak diiringi dengan musik maupun alunan gamelan, Tari Kecak tetap tampak indah dan kompak. 

Gerakan yang dibuat oleh para penari tersebut, dapat tetap seirama.

 Persembahan penutup

Tampil bersama di akhir acara (dokpri) 
Tampil bersama di akhir acara (dokpri) 

Sebagai penutup, semua anggota kelas tampil bersama. 

Acara dilanjutkan penampilan kelas lain. Kita ulas lain kali ya... 

Salam... 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun