Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ada Apa di Balik Pembubaran Guru Penggerak?

16 Januari 2023   08:32 Diperbarui: 16 Januari 2023   17:33 1848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seyogyanya keberpihakan pada murid tetap menghargai keberadaan guru non penggerak yang biasa dihargai dan dihormati murid-muridnya. 

Tentunya akan terjadi benturan jika murid/siswa diajar dalam 2 kondisi yang bertentangan antara guru penggerak dan non penggerak. 

Bisa jadi akan menimbulkan ketidak sepahaman ketika murid dibebaskan dan merasa sama dengan gurunya. 

Sebab Guru senior pasti tetap berharap murid memegang etika sopan santun dan menghargai guru meski bebas memilih. Apalagi sistem pembelajaran dengan rombongan belajar, bukan individu dengan 1 murid, 1 guru. 

Mungkin itu yang membuat kondisi tercetusnya  bubarkan saja program Guru penggerak, dan tidak usah ikut program Guru penggerak. 

4.  Menurut Pak Budi Idris dalam artikelnya di Kompasiana yang berjudul "Seberapa pentingkah Guru penggerak", menuliskan bahwa Guru penggerak akan disenangi murid karena tidak ada guru penggerak yang marah-marah dan menyusahkan murid, sehingga akan menimbulkan simpati dan rasa suka murid kepada guru. 

Tapi bagaimana dengan murid yang tidak mau mematuhi program gurunya? Apakah guru penggerak akan tetap membela murid dan membebaskan sesuai keinginannya?

Atau yakin bisa mengatasi? Bagaimana jika guru justru diremehkan dan dilecehkan saat mengajar karena dianggap mudah "diatasi " oleh muridnya? 

Saya tentu saja tidak memprovokasi, tapi patut diingat, bahwa pembelajaran di lapangan tidak ideal seperti teori. 

Begitu juga dengan dicintai sejawat karena karena mentransformasi ilmu yang didapat sehingga terjadi pemerataan kualitas pendidikan. 

Bagaimana dengan sejawat yang tidak sepaham dan tidak sependapat dengan ilmu yang ditransfer oleh guru penggerak saat kenyataan di lapangan justru menimbulkan kegaduhan? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun