Aku meraih kerudung dan masker.Â
Kami keluar berboncengan naik motor.Â
Beberapa ratus meter dari rumahku, di sepanjang jalan penuh penjual makanan.Â
Suasana ramai dan semarak. Angkringan, kios bakso, kios buah, sate ponorogo yang baunya menggoda, mie ayam, mie goreng, mie rebus, nasgor, aromanya menyelinap di penciuman.Â
Angkringan-angkringan bertumbuh di sepanjang jalan, menggoda untuk mampir. Tapi aku tetap istiqomah, malam ini harus makan berlauk belut. Ah, Jangan-jangan ngidam. Eh... Alamak..!!! Bisa dikira cucu, nanti.Â
Memasuki jalan utama, semerbak durian kembali mengendus hidung. Untung nya kemarin sudah dibelikan suami 2 buah, dan baru habis tadi. Jadi tidak tergoda. Weeee...Â
Bebek goreng, pecel lele, burung dara goreng. Duh... Kenapa begitu banyak godaan?Â
Sabar... Sabar.. Sabar... Istiqomah yaa..Â
Sebentar lagi sampai pom bensin. Menurut status di fesbuk, tempatnya tepat di seberang pom bensin. Tepatnya sih cari saja, nanti.Â
"Sebelah mana, Dek? " Suamiku tidak sabar merasakan aku masih bingung celingukan.Â
"Stop.Berhenti di depan pom bensin saja, nanti kucari! "