Sambil melayani, biasanya juga menghidangkan sepiring jajanan beraneka ragam.Â
Tapi bagi kantong anak sekolah saat itu, jajanan yang ditawarkan termasuk mewah dan mahal.Â
Dalam satu piring ada sate telur puyuh bacem, tahu kuning isi daging, kue lompong(kue khas Purworejo yang mirip kue Bugis, tapi dibungkus memakai klaras, daun pisang kering), dan perkedel tahu isi telur puyuh.Â
Biasanya jajanan itu tidak kami sentuh. Meski sesekali pernah mencoba. Lezat pastinya, cuma isi kantong tak bersahabat.Â
Ternyata di Warung Soto Kudus yang sedang saya tongkrongin ini juga menyediakan lauk pelengkap.Â
Pelengkap Soto yang disediakan terpisah ini, terdiri dari sate Babat, sate telur puyuh, tahu bacem, tempe bacem,perkedel kentang dan tahu goreng.Â
Suamiku memilih sate Babat, tapi aku memilih kerupuk. Sepertinya suwiran ayamnya sudah banyak dan cukup sebagai lauk, jadi lebih enak ditemani krupuk daripada lauk lain.Â
Kembali ke masa abege saat itu, aku ingat sedang berulang tahun. Seperti biasanya, kita satu genk makan bersama dengan ditraktir yang berulang tahun. Kebetulan aku yang berulang tahun, jadi aku yang mentraktir.Â
"Ke Bakso sipoet saja, habis itu baru ke WMP! " Kata salah satu teman terbaikku.Â
"Oke! " Kataku sambil menghitung uang di kantong. Cukup nggak ya?Â