Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Rawon Autentik Asli Jatim, Asli Lhooo...

13 September 2022   11:29 Diperbarui: 14 September 2022   05:12 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasi dan rawon (dokpri by IYeeS)

Siapa tak kenal rawon? Ayo kenalan, hehehe... 

Rawon... 

Kuliner ini menurut saya termasuk unik dengan kuah coklat kehitaman.

 Bahkan saat mengandung anak pertama, saya sempat ngidam kuliner ini. Rawon dan juga nasi pecel. Sayangnya tidak dituruti sama suami. Katanya tidak ada yang jual rawon dan nasi pecel di sekitar tempat tinggal saya. Padahal aslinya yang jual rawon, apalagi nasi pecel, banyaaaakkk.... 

Setelah saya paham daerah sini, ternyata banyak orang yang menjual rawon. Apalagi nasi pecel. Dan anak-anak  saya juga suka. Entahlah, sampai sekarang saya tidak tahu, kenapa saat saya ngidam rawon dan nasi pecel tidak dituruti.

 Padahal saat itu saya hampir tidak mau makan dan minum selalu muntah, kecuali kalau yang sangat saya inginkan seperti pecel dan rawon itu.

Mungkin suami saya malas membelikannya. Atau karena suami saya tidak suka kedua makanan itu, sukanya bakso, yang celakanya justru membuat saya muntah saat ngidam dahulu kala. Kalau sekarang sih semua doyan. Eh.... 

Rawon sepertinya cukup digemari banyak orang. Mungkin bisa menjadi pilihan usaha kuliner jika ingin tetap produktif di saat sudah purna tugas atau pensiun. 

Dana pensiun yang didapat saat pensiun, mungkin bisa dimanfaatkan untuk usaha kuliner. Salah satunya rawon. 

Syukur-syukur kalau kita bisa mencapai kebebasan finansial, dan kondisi tubuh tetap fit dan sehat, justru bisa menjadi penikmat usaha kuliner. 

Rawon merupakan kuliner khas Jatim, meski di Jateng, kuliner ini juga mudah ditemui. 

Kalau di Makasar mungkin ada sup kondro yang agak mirip-mirip. 

Kebetulan Minggu malam kemarin, rumah saya mendapat giliran sebagai tempat berlangsungnya acara yasinan RT. 

Paginya saya sudah sibuk berselancar di internet mencari resep rawon. Tapi belum ada yang sreg. 

Resep dan bumbu-bumbunya berbeda-beda. Bingung, yang mana yang harus dituruti. 

Rawon bersama nasi dihidangkan sekaligus (dokpri by IYeeS) 
Rawon bersama nasi dihidangkan sekaligus (dokpri by IYeeS) 

Sampai ashar saya masih bingung Baru merebus dagingnya saja dan menyiangi kecambah pendek atau taoge. 

"Dek, ada tamu! " Suami saya setengah berteriak dari depan. Sementara saya sedang asyik mempelajari magicom digital milik anak saya karena tadi magic com yang satunya tiba-tiba mati dan tidak ada respon sama sekali saat saya tancapkan ke stop kontak.

"Bu, kok sukanya sibuk sendiri. Mari saya bantu, " Bu Yun tiba-tiba sudah berada di depan saya. 

Saya gelagapan. Ketahuan kalau lagi bingung. Tapi pucuk dicita, ulam tiba. Bu  Yun ini sangat berpengalaman di bidang perawonan. 

"Mau masak apa, Bu? Tanya Bu Yun. 

" Mau membuat rawon, tapi bingung, " Jawabku malu-malu. 

"Kan tinggal buka google, " Kata Bu Yun. 

"Iya, sih. Tapi resep dan bumbunya beda-beda. Bingung mau ngikut yang mana, " Jawabku. 

Kaldu dan daging yang sudah direbus kuperlihatkan pada Bu Yun.

"Sudah mempersiapkan bumbunya? " Tanya Bu Yun. 

"Baru mengupas bawang merah, bawang putih, sama mengeruk kluwak,tapi bumbu yang lain belum. 

" Dikasih jahe nggak, Bu? Tanyaku. 

"Kalau rawon tidak pake jahe. 

" Kencur? 

"Kencur juga tidak. Jinten atau ketumbar saja kalau ada. 

" Ada semua, "

"Ketumbarnya saja kalau begitu, "

"Terus kemiri, " Kuambil 5 butir kemiri. 

"Sama ini, sudah sedia bumbu rawon instant, hehehe " Kataku sambil tertawa kecil. 

"Kemarin sudah saya coba separuh, sepertinya rasa dan warnanya sudah pas. Jadi bisa jadi pertolongan pertama jika terjadi kegagalan, hihihi."

Aku memang sudah membeli 3 sase bumbu rawon instant. Tapi sepertinya kurang puas kalau cuma bumbu instant. Aroma dan rasanya kurang nendang.

" Dibuat tambahan bumbu saja nanti yang bumbu instant, " Kata Bu Yun. 

"Nggih, Bu! "

Saya mulai mengulek bumbu.

- 5 butir kemiri, 

-5 siung Bawang putih, dan

- 7 buah bawang merah. Ditambah

- 1/2 sendok makan garam kasar untuk memudahkan mengulek. Setelah halus, saya tambahkan 

-5 buah kluwek yang sudah dikeruk. Dan kembali saya ulek sampai halus dan tercampur. 

Kalau lihat di internet, bumbunya ada yang memakai jahe. 

Ada yang memakai kencur. 

Ada yang memakai jinten.

Ada yang memakai kunyit dan lombok merah. 

Terserahlah, yang penting pakai kluwak,sebab itu salah satu ciri khas rawon.  Hehehe... 

"Habis ini ditumis ya, Bu? "

"Iya, terus bumbu yang sudah ditumis/ digangsa dimasukkan ke rebusan kaldu. Didihkan, dan masukkan kembali dagingnya. 

" Terus tambahkan serai, laos di geprek dulu, daun salam dan daun jeruk, "

"Daun salam sama daun jeruknya belum ada, " Kataku malu-malu. 

" Nanti saya petikkan di rumah, " Bu Yun bergegas pulang memetik daun salam dan daun jeruk. Bu Yun baik banget. Saya jadi pekewuh, hehehe.. 

Tak lama Bu Yun kembali sambil membawa daun salam dan daun jeruk. Rumahnya kan cuma 20 an meter dari tempatku, hehehe.. 

Nasi, sambal tomat, sledri dan brambang goreng (dokpri by IYeeS) 
Nasi, sambal tomat, sledri dan brambang goreng (dokpri by IYeeS) 

Memasak rawon berlanjut. Daging direbus dalam larutan bumbu sampai agak coklat kehitaman, lalu diangkat, dan diiris-iris memotong serat. 

"Biar mudah dikunyah dan rasanya juga lebih lezat, " Kata Bu Yun. 

"Sambalnya sudah?" Tanya Bu Yun. 

"O, iya. Lupa, " Jawabku sambil nyengir. 

"Sambal apa, Bu? " Tanyaku. 

"Sambal tomat saja. "

"Bahannya? "

"Bawang merah, bawang putih, cabe rawit dan dan tomat, "

"Dikasih terasi nggak? "

"Ya, boleh. Sedikit saja! "

Aku mulai mempersiapkan 3 siung bawang putih, 5 buah bawang merah, 1 ons cabe rawit, 1 sase terasi dan 1 ons tomat. 

"Ini digangsa juga Bu? "

"Iya! " Bawang merah sama bawang putihnya diiris-iris dulu. "

Selesai menggangsa bahan sambal, terus saya ulek ditambah gula dan garam secukupnya.

Sambalnya sudah jadi.... 

Saya memperhatikan Bu Yun. Selesai mengiris dagingnya kira-kira sebesar kotak permen coklat agak tebal, dagingnya kembali diberi kuah rawon nyemek-nyemek sampai meresap dan rasanya pas. Ditunggu sampai airnya habis. 

Kuahnya juga ditambah sedikit garam, sebab kalau dinikmati sama nasi, harus sedikit asin, biar saat bercampur nasi, rasanya menjadi pas. 

"Tadinya, dagingnya cuma mau kurebus dan kuiris-iris saja, nggak dibumbui, " Kataku jujur. Bu Yun hanya tertawa. 

Maklum, biasanya saya kalau masak rawon, semua bumbu dan rempah kumasukkan, yang penting ada kluwaknya, hahaha.. 

Betul-betul mendapat ilmu dan pengalaman berharga dari Bu Yun. Beruntung sekali Bu Yun bersedia membantu. Bersyukur pula punya tetangga sebaik Bu Yun. 

"Brambang gorengnya sudah? " Bu Yun mengecek, kalau-kalau saya lupa. 

"Sudah,beres! "

"Krupuk? "

"Sudah! "

"Terus, daun bawang sama sledri. Nanti sledrinya dihidangkan sama taoge dan daging. Kalau daun bawang nya, dimasukkan ke kuahnya. "

"Oke! "

Rawon dan sambal tomat (dokpri by IYeeS) 
Rawon dan sambal tomat (dokpri by IYeeS) 

Alhamdulillah, berkat bantuan Bu Yun, tadi malam saya sukses memasak rawon yang autentik asli Jawa Timur. Rasanya enak dan lezat. Sepertinya para Bapak yang arisan dan yasinan juga suka. Asli lhooo.... 

Terima kasih sekali Bu Yun. Berasa mendapat pertolongan dari malaikat. Lagi bingung mau masak rawon nggak paham bumbunya, langsung didatangi pakarnya. Hehehe.. 

Arisan RT dan yasinan para Bapak kali ini membahas dukungan masing-masing RT pada acara peringatan maulidan bulan depan dan mendukung kemajuan MI Bahrul Ulum, RA dan PAUD yang berlokasi di kompleks Masjid Kyai Imam Muhammad, Dusun Mbuluh, Desa Krandegan, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun