Tadi Ibu penjual brambang juga begitu, mungkin dipikirnya bawang merah 20 ribu kok sedikit sekali, jadi ditambahin. Mungkin dia tidak berpikir secara komersil, bisa jadi bawang merah, atau cabe yang ditambahkan bernilai seribu atau dua ribu yang cukup mempengaruhi harga. Tidak seperti penjualan di supermarket  yang tiap gramnya dihitung.Â
Tidak hanya cabe, dan bawang merah, telur pun masih berada di kisaran 28 ribu rupiah perkilonya. Entahlah, mungkin kenaikan harga-harga itu menandai terjadinya inflasi?Â
Inflasi ini bisa memicu resesi. Kelesuan ekonomi, sebagaimana aku malas belanja dan berpikir, apalagi menawar harga-harga yang membubung tinggi.Â
Belanja hanya yang ada di dalam catatan dan secukupnya.Â
Mendengar kata resesi, sepertinya saya teringat waktu masih SD. Dalam pelajaran bahasa Indonesia, ada kata resesi yang disuruh mencari artinya.Â
Di tahun 80-an kata resesi pernah sangat familiar. Sehingga hampir setiap hari mendengar kata resesi.Â
 Berdasarkan hasil survei Bloomberg, Indonesia masuk dalam daftar 15 negara yang berisiko mengalami resesi.
Ciri-ciri Resesi antara lain,Â
1.  Produk Domestik Bruto dan pendapatan riil masyarakatnya terus mengalami penurunan
2. Penurunan jual beli produk manufaktur dan banyak kapasitas produksi tak terpakai.Â