Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Resesi, Inflasi, dan Pusing Sendiri

16 Juli 2022   14:38 Diperbarui: 16 Juli 2022   16:31 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banyak rumah makan kosong. Apakah ini gejala resesi akibat harga kebutuhan pokok membubung tinggi (dokpri) 

Tadi Ibu penjual brambang juga begitu, mungkin dipikirnya bawang merah 20 ribu kok sedikit sekali, jadi ditambahin. Mungkin dia tidak berpikir secara komersil, bisa jadi bawang merah, atau cabe yang ditambahkan bernilai seribu atau dua ribu yang cukup mempengaruhi harga. Tidak seperti penjualan di supermarket  yang tiap gramnya dihitung. 

Tidak hanya cabe, dan bawang merah, telur pun masih berada di kisaran 28 ribu rupiah perkilonya. Entahlah, mungkin kenaikan harga-harga itu menandai terjadinya inflasi? 

Inflasi ini bisa memicu resesi. Kelesuan ekonomi, sebagaimana aku malas belanja dan berpikir, apalagi menawar harga-harga yang membubung tinggi. 

Banyak rumah makan kosong. Apakah ini gejala resesi akibat harga kebutuhan pokok membubung tinggi (dokpri) 
Banyak rumah makan kosong. Apakah ini gejala resesi akibat harga kebutuhan pokok membubung tinggi (dokpri) 

Belanja hanya yang ada di dalam catatan dan secukupnya. 

Mendengar kata resesi, sepertinya saya teringat waktu masih SD. Dalam pelajaran bahasa Indonesia, ada kata resesi yang disuruh mencari artinya. 

Di tahun 80-an kata resesi pernah sangat familiar. Sehingga hampir setiap hari mendengar kata resesi. 

 Berdasarkan hasil survei Bloomberg, Indonesia masuk dalam daftar 15 negara yang berisiko mengalami resesi.

Ciri-ciri Resesi antara lain, 

1.  Produk Domestik Bruto dan pendapatan riil masyarakatnya terus mengalami penurunan

2. Penurunan jual beli produk manufaktur dan banyak kapasitas produksi tak terpakai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun