"Bagaimana kalau kita suruh saja si Damar Kanginan. Eh... Maksud dalem, si Damar Wulan, Rama! "
"Kita katakan saja hadiahnya diangkat jadi prajurit, kalau berhasil. Nanti hadiah yang sebenarnya buat kita ya Kakang Seta. Kakang yang menikah dengan Ratu Suhita, aku yang jadi Raja Majapahit. "
"Tidak bisa begitu, Adi Kenthir. Eh.. Adi Kumitir. Aku yang tertua tetap jadi suami Ratu Suhita dan menjadi Raja Majapahit. Nanti Adi menggantikan Rama menjadi Patih. "
"Sudah.. Sudah..! Belum apa-apa kalian sudah berebut. Sekarang panggil saja Damar Wulan. Kalian menyingkir dulu! "
"Baik Rama, " Keduanya menjawab berbareng sambil berpamitan untuk memanggil Damar Wulan.Â
"Damar Wulan, sesuai permintaan Eyangmu, aku akan menjadikanmu prajurit  Majapahit. "
Damar Wulan bersila dengan takzim di hadapan pamannya, Patih Logender.Â
Pergilah ke Blambangan, kalahkan Minak Jinggo, dan serahkan kepalanya padaku. " Setelah berhasil melaksanakan perintah ku, kamu akan kunikahkan dengan putriku, Anjasmoro dan kujadikan prajurit Majapahit.Â
"Sendika dawuh, Paman Patih, " Damar Wulan langsung berangkat melaksanakan tugas yang diberikan pamannya.Â
"Kakang Damar, tungguuu... ! " Anjasmoro mengejar langkah Damarwulan.Â