Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Provinsi Blambangan dan Legenda Damar Wulan

14 Juli 2022   14:02 Diperbarui: 14 Juli 2022   14:46 1434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berdialog dengan salah satu sesepuh Suku Osing, penduduk asli blambangan(dokpri) 

Berbicara pemekaran wilayah, saya menemukan wacana pemekaran untuk wilayah propinsi Jawa Timur, yaitu Propinsi Madura, Propinsi Blambangan atau Banyuwangi, dan Propinsi Kediri Raya. 

Propinsi Blambangan, mengingatkan saya akan Minak Jinggo, Adipati Blambangan dan Kisah Damar Wulan, yang sudah saya ketahui kisahnya sejak kecil dari buku perpustakaan yang saya baca. 

Sejujurnya, kisah ini kurang sesuai dijadikan buku bacaan anak-anak, sebab penuh aroma politis dan perebutan kekuasaan dengan kekerasan. Tapi sebagai anak-anak yang biasa berpikir secara kongkret, dan belum bisa membayangkan hal-hal secara abstrak, saat itu saya membaca buku ini sekedar membaca suatu cerita tanpa berpikir bagaimana kalau hal itu terjadi di dunia nyata. 

Kampung Osing, tempat Suku Osing bermukim (dokpri) 
Kampung Osing, tempat Suku Osing bermukim (dokpri) 

Kisah Damar Wulan adalah cerita tentang Kerajaan Majapahit dan Blambangan.

Silakan menyimak. 

"Silakan diminum wedang jahenya, Kakang Damar Wulan,! " Anjasmoro menyodorkan cangkir batok kelapa berisi wedang jahe pada Damar Wulan, kakak sepupunya. 

"Terima kasih Diajeng Anjasmoro. Kebetulan Kakang sedang haus, " Damar Wulan menyesap wedang jahe buatan Anjasmoro. Terasa hangat dan menyejukkan hatinya. Keringat yang menetes dan badan letih kembali segar. 

Di rumah ini, hanya Anjasmoro yang berlaku baik padanya. Patih Logender pamannya, Layang Seta dan Layang Kumitir adik-adik sepupunya begitu benci padanya. 

Damar Wulan selalu ingat pesan kakeknya untuk berbakti pada pamannya, yang diharapkan akan mengantarkannya menjadi prajurit di Kerajaan Majapahit. Tetapi pamannya justru menyuruh Damar Wulan untuk mengurus kuda-kuda miliknya. 

"Kakang, saya pamit ke belakang dulu, ya! "Silakan, diajeng," Terima kasih minumnya. 

"Sama-sama Kakang, " Jawab Dewi Anjasmoro dengan lembut. Diam-diam ia menaruh hati pada kakak sepupunya yang tampan rupawan itu. 

"Hei, enak sekali kamu minum wedang jahe. Ini harusnya bagian kami! "

Tiba-tiba Layang Seta dan Layang Kumitir sudah ada di hadapan Damar Wulan. Tanpa basa-basi teko dari tanah liat disambar dari atas meja dan ditenggak bergantian tanpa memakai cangkir. 

Damar Wulan hanya terpaku melihat adik-adik sepupunya yang tidak tahu adab. Tapi tidak mencegah atau melawan. Dia tadi sudah puas minum, biar saja mereka menghabiskan sisanya. Eh... 

Rumah adat suku Osing, berakulturasi dengan budaya Suku Tengger dan Bali (dokpri) 
Rumah adat suku Osing, berakulturasi dengan budaya Suku Tengger dan Bali (dokpri) 

Syahdan, di Kerajaan Majapahit, Ratu Ayu Kencana Wungu yang biasa disebut juga Ratu Suhita sedang galau. Pasalnya, sayembara untuk mengalahkan Kebo Marcuet yang ingin menjadikannya istri secara paksa dimenangkan oleh Minak Jinggo. 

Adipati Blambangan itu berhasil membunuh Kebo Marcuet. Tapi Kebo Marcuet yang sakti itu telah berhasil meluluh lantakkan dan merusak Wajah Minak Jinggo yang tadinya tampan. 

Penampakan candi minak jinggo (Foto : Jurnalmojo. com)
Penampakan candi minak jinggo (Foto : Jurnalmojo. com)

Kini Minak jinggo telah membuat Ratu Suhita ngeri dengan penampakannya.

 Padahal Ratu Suhita telah berjanji untuk menikah dengan pemenang sayembara mengalahkan Kebo Marcuet, dan menjadikannya raja Majapahit. 

Untuk itu, Ratu Suhita kembali membuat sayembara, tapi kali ini untuk melenyapkan Minak jinggo. 

Sayembara itu terdengar sampai kediaman Patih Logender. Dia menginginkan putra-putranya untuk mengikuti sayembara. Tapi mengetahui kesaktian Minak Jinggo yang mempunyai Gada Wesi Kuning, Patih Logender tak tega mengorbankan putra-putranya, Layang Seta dan Layang Kumitir. 

Maka, dipanggil lah keduanya untuk membicarakan tentang sayembara Ratu Suhita. 

"Layang Seta, Layang Kumitir. Ratu Suhita mengadakan sayembara mengalahkan Minak Jinggo, siapapun yang berhasil mengalahkannya, akan dijadikan suami dan menjadi Raja Majapahit, "

"Kami bersedia, Rama Patih Logender, "

"Huss! " Kalian itu grusa grusu. Mengalahkan Minak Jinggo bukan hal mudah. Bisa-bisa justru kepala kalian yang menggelinding! "

"Hiii... Kami takut Rama Patih. Kami tidak berani, "

"Makanya, jangan kementhus. Kita harus mengatur siasat! "

"Clingg!! ".. 

" Saya ada ide Rama.. "

"Cepat katakan, Rama sudah tak sabar! "

"Bagaimana kalau kita suruh saja si Damar Kanginan. Eh... Maksud dalem, si Damar Wulan, Rama! "

"Kita katakan saja hadiahnya diangkat jadi prajurit, kalau berhasil. Nanti hadiah yang sebenarnya buat kita ya Kakang Seta. Kakang yang menikah dengan Ratu Suhita, aku yang jadi Raja Majapahit. "

"Tidak bisa begitu, Adi Kenthir. Eh.. Adi Kumitir. Aku yang tertua tetap jadi suami Ratu Suhita dan menjadi Raja Majapahit. Nanti Adi menggantikan Rama menjadi Patih. "

"Sudah.. Sudah..! Belum apa-apa kalian sudah berebut. Sekarang panggil saja Damar Wulan. Kalian menyingkir dulu! "

"Baik Rama, " Keduanya menjawab berbareng sambil berpamitan untuk memanggil Damar Wulan. 


"Damar Wulan, sesuai permintaan Eyangmu, aku akan menjadikanmu prajurit  Majapahit. "

Damar Wulan bersila dengan takzim di hadapan pamannya, Patih Logender. 

Pergilah ke Blambangan, kalahkan Minak Jinggo, dan serahkan kepalanya padaku. " Setelah berhasil melaksanakan perintah ku, kamu akan kunikahkan dengan putriku, Anjasmoro dan kujadikan prajurit Majapahit. 

"Sendika dawuh, Paman Patih, " Damar Wulan langsung berangkat melaksanakan tugas yang diberikan pamannya. 

"Kakang Damar, tungguuu... ! " Anjasmoro mengejar langkah Damarwulan. 

"Doakan aku Diajeng Anjasmoro. Setelah aku berhasil melaksanakan tugas ini, aku akan diangkat jadi prajurit, dan Paman akan menikahkan kita, Diajeng, "

" Doaku menyertaimu. Hati-hati Kakang Damar..! " Anjasmoro melepas kepergian Damar Wulan dengan berat hati, tapi semua itu demi mewujudkan keinginan dan kebahagian mereka berdua juga. Anjasmoro tak bisa mencegah, meski diam-diam butiran bening meleleh di pipinya. 

Desa wisata osing, tempat Suku Tengger dan Suku Osing bermukim di banyuwangi (blambangan) (dokpri) 
Desa wisata osing, tempat Suku Tengger dan Suku Osing bermukim di banyuwangi (blambangan) (dokpri) 

Di Kaputren Blambangan, Waita dan Puyengan, kakak beradik yang diperistri oleh Minak Jinggo secara paksa sedang beristirahat. Tiba-tiba Waita menjerit, tapi Puyengan segera menutup mulut kakaknya. Tanpa diketahui kapan datangnya, di hadapan mereka berdiri lelaki gagah rupawan. 

Lancang sekali laki-laki itu berani masuk ke kaputren. Tapi sejak pandangan pertama, Waita dan Puyengan telah terpesona oleh ketampanan Damar Wulan. 

Apalagi ketika gayung bersambut, Damar Wulan juga tertarik pada kedua wanita cantik itu, dan bersedia memperistrinya serta membebaskan dari kekuasaan Minak Jinggo. 

Syaratnya, mereka harus bisa menyerahkan pusaka gada wesi kuning milik Minak Jinggo pada Damarwulan. Waita dan Puyengan menyanggupinya. 

Minak Jinggo terkantuk-kantuk ditemani kedua istrinya yang cantik. 

"Punggung kananku, Waita...! " Enak sekali pijitanmu! "

"Puyengan, kamu pijit pahaku! "

"Sendika dawuh, kangmas.. 

" Hahaha... Geli. Kamu nakal, Waita. Ini memijit atau menggerayang, "

"Kasinggihan Kangmas, apapun yang kangmas sukai, akan Waita lakukan dengan senang hati. 

" Ha. Ha. Ha... Kamu memang istri paling cantik, diajeng. "

" Minum STMJ dulu, Kangmas Jinggo. Ini Puyengan racik khusus buat Kangmas, "

 Puyengan mengerling genit sambil menyodorkan ramuan joss dalam cangkir pualam. 

"Glek.. Glek.. Glek! Minak jinggo langsung menenggak ramuan yang dibuat Puyeng. Semangatnya membara, tubuhnya serasa terbang ke surga dilayani istri-istrinya. 

" Zzzz... Zzzz... Zzzz. ! " Tak menunggu lama Minak Jinggo tertidur lelap. Waita segera mengambil gada wesi kuning yang diinginkan Damar Wulan. 


"Minak Jinggo, lawan aku! " Suara Damar Wulan yang menggelegar mengagetkan Minak Jinggo. 

"Siapa kamu, anak bau kencur berani melawan aku. Minak Jinggo yang perkasa! "

Bertamu ke rumah penduduk Suku Osing (dokpri) 
Bertamu ke rumah penduduk Suku Osing (dokpri) 

Tak menunggu lama keduanya langsung bertarung. Tapi Minak Jinggo yang sudah kehilangan pusakanya, gada wesi kuning tak bisa memberi perlawanan berarti. 

Ketika dipukul dengan senjatanya sendiri yang ada di tangan Damarwulan, tubuhnya langsung lumpuh tak berdaya. 

Damarwulan dengan mudah memenggal kepala Minak Jinggo dan bermaksud menyerahkannya pada Ratu Suhita. 

Tapi di perjalanan, Layang Seta dan Layang Kumitir menghadang Damarwulan untuk merebut kepala Minak Jinggo.

 Damarwulan yang telah mempunyai gada Wesi Kuning bisa mengalahkan Layang Seta dan Layang Kumitir. 

Akhirnya Damarwulan berhasil memenangkan sayembara, menjadi suami Ratu Ayu Kencana Wungu atau Ratu Suhita, dan menjadi raja Majapahit. 

Damarwulan juga tidak melupakan janjinya untuk menikahi Anjasmoro, Waita dan Puyengan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun