Anu.. anu..anunya siapa?" Seloroh bapak itu disambut tawa riuh teman-temanku.Â
"Ikan sepat itu sarangnya seperti buih, Pak. Kalau orang Jawa bilang umplok. Jadi kalau diserok atau dijaring di bawah buih atau umplok itu, kita bisa mendapatkan ikan sepat." Jawabku sambil cengar cengir ala wiro sableng.Â
Tapi kemudian aku terkesiap ketika pak dosen itu menatapku tajam. Aku baru sadar kalau dosen ini tidak suka bergurau.Â
"Nah, begitu. Tidak mengikuti perkuliahan tidak apa-apa, tapi paham yang di kuliahkan," seru beliau kemudian.Â
Membuatku sangat lega. Ternyata kebandelanku saat kecil mencari ikan sepanjang sawah dan membantu (atau ngerecoki?) bapak panen ikan bisa menyelamatkanku dari amarah dosen killer, hehehe.Â
Kembali ke ikan nila ya, kok malah ngelantur ke mana-mana.Â
Ikan nila, nama ilmiahnya Oreochromis niloticus. Sering dijuluki sebagai ayam air, dibudidayakan menjadi makanan pokok di banyak bagian dunia.
Ikan nila dipercaya sebagai sumber protein, mikronutrien, dan asam lemak esensial yang sehat. Ikan nila adalah ikan yang paling banyak dikonsumsi dan dibudidayakan secara luas di China, Indonesia, Mesir, Filipina, Indonesia, Thailand, dan Brasil.
Ikan nila cepat tumbuh dan memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Ikan ini mudah dibudidayakan dan kaya akan nutrisi.Â
Ikan nila merupakan omnivora yang makan alga dan pakan ikan nabati lainnya di samping pakan tambahan berbasis protein hewani.
Ikan nila yang diolah dengan dikukus, dipanggang atau direbus merupakan sumber protein, nutrisi, dan asam lemak esensial yang baik.