Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Semau Gue

31 Januari 2022   08:50 Diperbarui: 5 Februari 2022   13:43 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Harusnya kan kalau terkunci kubuka juga tidak bisa, terus alarmnya berbunyi,"

 Kataku lirih sambil menekan emosiku yang hampir meluap. Aku sungguh jijik dengan perilaku "kementhusnya.

" Itu pasti karena kamu membukanya secara paksa, jadi kunci digitalnya rusak"

Suamiku masih bertahan dengan keangkuhannya dan menjadikanku sebagai kambing hitam atas semua kesalahan dan segala keburukan. 

Mobil ini, kalau baru mungkin relatif mahal, mobil sport sekelas  fortuner atau pajero. Tapi ini mobil bekas keluaran lama. Kalau di Jakarta mungkin sudah tidak lolos uji emisi. 

Harganya sebenarnya relatif tidak murah untuk kantong kami, tapi saat itu kebetulan kami punya tabungan, dan anak-anak sudah mandiri, sehingga kami memutuskan untuk membelinya. Kondisinya memprihatinkan.Aki tekor alias soak, Lampu belakangnya remuk, power window nya macet, oli bocor, wiper copot, cat kusam dan mengelupas, jok kumuh dan robek, dan masih banyak yang harus diperbaiki. Betul-betul tidak layak pakai. 

Puluhan juta harus kami keluarkan untuk menjadikannya seperti sekarang. Terlihat gagah, elegan dan dicat baru. Menyadarkan kalau sesungguhnya harga mobil ini sangat mahal karena butuh biaya sekitar 50 persen harga jual untuk meng up grade Tak heran suamiku menjadi protektif dan obsesif. 

Itulah sebabnya aku memilih diam. "Sing waras ngalah". Sudah sifatnya seperti itu, tidak mungkin bisa diubah, tidak ada manusia yang sempurna. 

" Janc**! " Suamiku kembali mengumpat. Ini nyasar. Kamu bisa nggak sih baca Google map? ".

Ku sodorkan gawai ku. 

" Bacanya gini, atas itu utara. Kamu nggak pernah baca peta? " Suamiku masih ketus sambil memutar-mutar gawai ku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun