Mohon tunggu...
Istiqomariyah Indra Ningrum
Istiqomariyah Indra Ningrum Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Psikologi Universitas Surabaya

Selalu berusaha menunjukkan sisi terbaik diri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Motivasi Apa yang Mendasari Self Harm?

31 Juli 2020   23:29 Diperbarui: 31 Juli 2020   23:40 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: www.healtheuropa.eu

Hal ini membuat sang anak tidak terbiasa menerima dan memahami emosi negatif, sehingga emosi negatif terasa tidak nyata namun mengganggunya. Saat dewasa sang anak ingin merealisasikan perasaan tidak nyaman yang tidak ia mengerti ke dalam bentuk yang lebih nyata yaitu sakit secara fisik.

Kedua, tidak mudah mengekspresikan emosi adalah hal yang umum menimbulkan tindakan self harm. Tidak semua orang mampu untuk merasakan, memahami, dan mengekspresikan emosi.

Sulitnya mengekspresikan emosi biasa terjadi karena respon lingkungan. Meski mengekspresikan emosi bisa dilakukan melalui cara yang lebih baik, beberapa orang lebih memilih untuk menyakiti diri untuk mengekspresikan beban dan tekanan yang ia miliki.

Ketiga, perspektif lebih baik merasa sakit sering dimiliki pada seseorang yang mengalami penolakan dan pengabaikan dalam hidup. Kekosongan ini membuat seseorang berfikir daripada tidak merasakan emosi apapun lebih baik merasa sakit yaitu dengan melakukan self harm.

Keempat, konsep diri yaitu pandangan terhadap diri berpengaruh pada perilaku ini. Konsep rendah diri atau menolak diri dapat  menimbulkan perilaku self harm sebagai bentuk pengalihan dan pelampiasan emosi seperti seperti benci, marah, dan tertekan. Hal ini dilakukan agar individu merasa lebih lega karena telah melampiaskan emosi.

Kelima, berfikir bahwa ini cara untuk membuat individu fokus kembali. Individu yang latar belakang kehidupannya kelam dapat terseret kedalam masa itu secara tidak disadari. Ingatan mengenai masa lalu yang muncul tidak dapat dikontrol.

Upaya individu agar bisa kembali fokus untuk menjalani masa kini yaitu dengan melakukan self harm untuk dapat kembali sadar dan melepaskan diri dari kilas balik masa lalu kelamnya. 

Keenam, pain offset relief merupakan fenomena yang terjadi setelah menerima rangsangan yang menyakitkan akan timbul perasaan senang dalam waktu singkat. Sehingga individu yang menyakiti diri secara berulang melihat hubungan antara sakit dengan perasaan lega/senang.

Faktor ketujuh adalah self harm sebagai bentuk menghukum diri sendiri. Hal ini terjadi karena penyesalan yang membuat diri menderita secara emosional, sehingga sebagai bentuk penyesalan dilakukannya self harm agar individu merasa lebih baik karena sudah membayar kesalahannya. 

Yang terakhir, kemungkinan yang terjadi sebagai salah satu faktor terjadinya perilaku ini adalah individu mengalami gangguan mental seperti kecemasan, bipolar, depresi, skizofrenia, dan lain-lain. Faktor-faktor ini dapat memotivasi individu dalam melakukan self harm.

Dampak melakukan tindakan self harm terlepas dari ringan/berat dan frekuensinya dapat berujung tindakan percobaan bunuh diri. Meski self harm tidak didasari keinginan untuk bunuh diri, namun dapat berujung kematian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun