Hidup selalu berpasang-pasangan. Tinggi pasangannya rendah, takut pasangannya berani dan begitu seterusnya. Semua tragedi itu selalu memiliki tempat agar timbul peristiwa merasakannya satu demi satu dinamika kehidupan.
Mana mungkin ada bahagia, jika anda belum pernah berduka. Semua itu justru begitu indah jika berhasil melewati ketidak bahagiaan selama ini, semua cerita di dunia selalu berakhir dan hanya diri sendirilah yang mampu menyusun rangkaian cerita supaya berakhir bahagia. Serta tiada waktu untuk menyesali sesuatu, yang ada hanyalah mengubah posisi berpikir untuk senantiasa bahagia.
4.Mengabaikan stigma apapun dari orang lain.
Benar kalau untuk bersikap acuh terhadap perkataan orang lain inilah yang sesungguhnya cukup berat. Entah kenapa setiap perkataan manusia selalu saja menyerap dalam pikiran dan mampu melemahkan badan. Padahal perkataan hanyalah sebuah perkataan jika kita benar-benar untuk tidak menanggapinya. Nah, disinilah lemahnya penderita depresi.
Sikap sensitifnya bisa mencerna setiap perkataan orang lain. Sehingga sulit untuk beranjak dan memulai hari dengan sumringah. Maka tersenyumlah sebagai bentuk penetral diri untuk mengabaikan sikap orang lain yang berkata buruk terhadap anda.
5.Mencintai diri sendiri
Satu sikap seperti ini yang harus selalu hadir sebagai bentuk penerimaan dan kesabaran. Setiap kita akan selalu ada kekurangan maka jangan pernah memikirkan hal yang tidak baik bagi diri anda. Keluasan hati menerimanya memang memerlukan waktu namun, kita perlu mengingat semakin bersegara dalam langkah perubahan maka semakin cepat pulih dari segala luka yang tak kunjung redanya.
Begitulah, semoga bisa membantu menstabilkan diri kita semua dan mampu merubah proses hidup kita selama ini menjadi jauh lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H