Mohon tunggu...
Istiqomah
Istiqomah Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Istri dan Ibu

Menulis harus fokus setajam sorot lensa📸 menulis bagiku meruncingkan ujung pena🖋menulis itu menebarkan kebaikan🧕🏻Menulis itu meningkatkan keimanan📖

Selanjutnya

Tutup

Book

Alasan Untuk Tetap Hidup Bagi Penderita Depresi, Bagaimana Kecemasan Menyekap Diri dan Cara Mengobati Lukanya

13 Januari 2025   14:19 Diperbarui: 13 Januari 2025   15:43 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cemas, takut dan berisiknya isi pikiran untuk bunuh diri kerap kali menjadi bayang-bayang Matt. Gejala awal depresi sama sekali tidak dapat diungkapkan begitu rinci dan jelas untuk tahu bagaimana penanganan yang tepat.

Begitu banyak obat yang ditelan setiap saat, namun bukan untuk sembuh melainkan hanya menenangkan walau hanya sejenak.

Mungkin anda, saya dan siapapun menganggap depresi hanya sebagai tekanan mental semata. Bisa karena pekerjaan, pasangan atau hal lainnya yang membuat jiwa raga lelah tiada hentinya.

Namun seperti ungkapan di buku ini bahwa depresi adalah sebuah penyakit. Bahkan tiada satupun yang bisa memahaminya. Untuk menjelaskan semua perasaan yang ada hanya bisa menghentikan laju pikiran jahat yang berasarang dalam kepala.

Lewat buku ini Matt menuliskan pengalaman dan berdialog pada alam pikirannya yang kumuh karena berantakannya hidup dan ia belum menemukan alasan apapun untuk bertahan.

Satu hal katanya, jika semua orang bisa mencari uang untuk segalanya maka bagi dirinya ingin mengumpulkan tenaga untuk membeli waktu saja.

Sejak ia 13 tahun tanda-tanda pikiran yang berisik dan tragedi melukai diri telah dialaminya. Kemudian semua orang menganggap dia gila dan perlahan banyak teman sebaya tidak mendekatinya.

Dalam hal ini depresi memang menjadi penyakit yang dialami hampir seluruh orang di dunia. Banyak yang berakhir dengan bunuh diri terutama di negara luar yang begitu banyak pencapaian, pekerjaan dan ambisi prestisius untuk digapai sesuai dengan hasrat keinginan diluar jangkauan.

Akhirnya batin tidak tenang makanpun tak kenyang. Segala urusan dikejar waktu dan istirahat badanpun terlewatkan. Padahal pikiran dan tubuh butuh haknya untuk menyegarkan diri. Segala tujuan yang diraih bisa maksimal jika pemenuhan dalam diri sesuai dengan porsi yang ideal.

Tidak hanya tubuh yang perlu diisi, begitupun pikiran agar tidak terjebak dalam kekosongan hidup perlu jawaban yang memuaskan akal. Perilaku manusia memang tidak bisa dianggap sepele. Jika kondisi tertentu bisa membuat diri kebingungan, tak tahu, bertanya-tanya mengapa dan mengapa.

Dari mana hidup itu berasal? Untuk Apa Hidup ini? Lalu Kemanakah Setelah Kehidupan ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun