Mohon tunggu...
Istiani Aditia Rukmana
Istiani Aditia Rukmana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Mercu Buana Jakarta

Nama : Istiani Aditia Rukmana Nim : 41123010088 Jurusan : Teknik Sipil Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi Dan Etik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gaya Kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara Pada Upaya Pencegahan Korupsi

12 November 2023   10:48 Diperbarui: 12 November 2023   11:00 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: diolah pribadi melalui canva.com

 9. Bandel Ngandel-Kendel

Ngandel artinya percaya pada kekuasaan Tuhan dan percaya pada diri sendiri Kendel artinya berani atau tidak kenal takut. Bandel yang artinya sabar dan beriman.

 10. Neng-ning-nung-nang

Neneng (neng) dengan ketenangan dan raga. Wening (ning) artinya menyucikan pikiran. Hanung (nung) kuat secara fisik dan mental untuk mencapai tujuan kita, dan menanf (nang) memiliki otoritas dan kekuasaan atas upaya kita.

Kesimpulan

Dalam tulisan artikel ini, kita telah menggali dan memahami secara mendalam gaya kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara, yang berperan penting dalam sejarah dan evolusi pendidikan di Indonesia, serta relevansinya yang berkelanjutan di era modern. Kita telah tau bagaimana latar belakang dan prinsip-prinsip Ki Hadjar Dewantara, termasuk Panca Darma, membentuk pendekatan kepemimpinannya yang unik, kodrat alam, kebudayaan, kebangsaan, dan kemanusiaan (Susilo, 2018; Suparlan, 2016; Widyayanti & Murtiningsih).

Konsep "Taman Siswa" yang inovatif, yang diperkenalkan oleh Ki Hadjar Dewantara, menekankan pentingnya pendidikan karakter dan pengembangan kepemimpinan di kalangan muda. Pendekatannya telah memberikan dampak signifikan dalam mengubah wajah pendidikan di Indonesia, membawa perubahan dari sistem pendidikan yang kaku menjadi lebih fleksibel dan manusiawi (Widyayanti & Murtiningsih; Erlianto & Santo, 2022; Prasetyo, 2021).

Memahami dan menerapkan prinsip kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara di era modern sangat penting. Gaya kepemimpinannya yang mengutamakan kebebasan, kreativitas, dan pengembangan potensi individu sangat relevan dengan kebutuhan pendidikan dan kepemimpinan saat ini. Prinsip-prinsip ini dapat diadaptasi dan diterapkan dalam berbagai konteks pendidikan dan organisasi untuk mengembangkan pemimpin yang berwawasan luas, berbudaya, dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi.

Dengan mengadopsi nilai-nilai yang diajarkan oleh Ki Hadjar Dewantara, kita dapat membentuk generasi pemimpin masa depan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kaya akan nilai-nilai kebudayaan dan kemanusiaan.

Mari kita renungkan kembali nilai-nilai yang telah diajarkan oleh Ki Hadjar Dewantara. Dalam dunia yang terus berubah, di mana tantangan baru muncul setiap hari, prinsip-prinsip kepemimpinan yang berakar pada pemahaman mendalam tentang kemanusiaan, kebudayaan, dan kebebasan menjadi semakin penting. Kita, sebagai individu dan sebagai bagian dari masyarakat, memiliki tanggung jawab untuk menerapkan dan menjaga nilai-nilai ini dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan demikian, kita tidak hanya menghormati warisan Ki Hadjar Dewantara, tetapi juga berkontribusi pada pembentukan masyarakat yang lebih adil, berbudaya, dan berwawasan ke depan.

Daftar Pustaka  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun