Konsentrisitas artinya dalam proses pengembangan kebudayaan kita harus bersikap terbuka namun kritis dan selektif terhadap pengaruh budaya di sekitar kita. Hanya unsur-unsur yang mampu memperkaya dan meningkatkan mutu kebudayaan yang akan diterima dan diterima setelah dipahami dan disesuaikan dengan jati diri bangsa. Hal ini merekomendasikan bahwa pembentukan kepribadian harus bersumber dari budaya nasional, meskipun tidak menutup kemungkinan untuk merangkul budaya asing yang baik dan menyelaraskan dengan budaya nasional.
3. Kovergensi
Konvergensi mengandung arti bahwa dalam pengembangan jati diri bangsa, bersama-sama bangsa lain berupaya mengembangkan identitas global sebagai satu kesatuan kebudayaan bangsa-bangsa di dunia (konvergensi), tidak menghilangkan kepribadian dan jati diri masing-masing bangsa. Tidak perlu menghilangkan kekhususan kebudayaan Indonesia untuk membangun kebudayaan global (Moh. Yamin, 2009: 188).
Sesuai dengan pernyataan di atas, maka pengembangan jati diri dan pembangunan kebudayaan nasional harus merupakan kelanjutan dari kebudayaan yang dimiliki (terus menerus) menuju penyatuan (konvergensi) kebudayaan global, dengan tetap eksis dan mengembangkan karakter dalam lingkungan global. lingkungan kemanusiaan (konsentrisitas). Dengan demikian, pengaruh terhadap budaya yang masuk harus bersifat terbuka, dibarengi dengan sikap selektif agar tidak kehilangan jati diri. Agar generasi muda Indonesia tidak hanya berpartisipasi dan memanfaatkan teknologi yang ada, namun juga memanfaatkannya secara positif dan tidak terpengaruh oleh hal-hal negatif yang ada. Hal inilah yang ingin kita capai dalam pendidikan karakter: mengikuti perkembangan zaman namun tidak terjebak arus zaman.
Apa Saja Fatwa Ki Hadjar Dewantara Itu ?
Dalam sistem yang dikembangkannya, Ki Hadjar Dewantara menerbitkan “10 Fatwa Kebebasan Hidup Merdeka”. Ajaran ini dikenal dan ditinjau kembali dengan istilah “pendidikan karakter”. Dikutip dari website lembaga pendidikan Taman Siswa, sepuluh pernyataan dan penjelasan fatwa Ki Hadjar Dewantara adalah sebagai berikut:
1. Sastrawan penentang ngesti mulya
Penjelasan ini di maksudkan dengan “ ilmu kita menuju kejayaan”. Penjelasan klausa ini juga mencakup kalimat lain, misalnya Sastra Herjendrayuningrat Pangruwating Dyu yang diterjemahkan, “ilmu yang luhur dan mulia akan menyelamatkan dunia”.
2. Tatanan suci ngesti tunggal
Penjelasan adalah: “dengan kesucian batin, kelahiran teratur menuju kesempurnaan.
3. Hak Anda untuk menuntut salam dan kebahagiaan.