Mohon tunggu...
Istiani Aditia Rukmana
Istiani Aditia Rukmana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Mercu Buana Jakarta

Nama : Istiani Aditia Rukmana Nim : 41123010088 Jurusan : Teknik Sipil Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi Dan Etik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gaya Kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara Pada Upaya Pencegahan Korupsi

12 November 2023   10:48 Diperbarui: 12 November 2023   11:00 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: diolah pribadi melalui canva.com

Konsentrisitas artinya dalam proses pengembangan kebudayaan kita harus bersikap terbuka namun kritis dan selektif terhadap pengaruh budaya di sekitar kita. Hanya unsur-unsur yang mampu memperkaya dan meningkatkan mutu kebudayaan  yang akan diterima dan diterima setelah dipahami dan disesuaikan dengan jati diri bangsa. Hal ini merekomendasikan bahwa pembentukan kepribadian harus bersumber dari budaya nasional, meskipun tidak menutup kemungkinan untuk merangkul budaya asing yang baik dan menyelaraskan dengan budaya nasional.

3. Kovergensi

Konvergensi mengandung arti bahwa dalam pengembangan jati diri bangsa, bersama-sama bangsa lain berupaya mengembangkan identitas global sebagai satu kesatuan kebudayaan bangsa-bangsa di dunia (konvergensi), tidak menghilangkan kepribadian dan jati diri masing-masing bangsa. Tidak perlu menghilangkan kekhususan kebudayaan  Indonesia untuk membangun kebudayaan global (Moh. Yamin, 2009: 188).

Sesuai dengan pernyataan di atas, maka pengembangan jati diri dan pembangunan kebudayaan nasional harus merupakan kelanjutan dari kebudayaan yang dimiliki (terus menerus) menuju penyatuan (konvergensi) kebudayaan global, dengan tetap eksis dan mengembangkan karakter dalam lingkungan global. lingkungan kemanusiaan  (konsentrisitas). Dengan demikian, pengaruh terhadap budaya yang masuk harus bersifat terbuka, dibarengi dengan sikap selektif agar tidak kehilangan jati diri. Agar generasi muda Indonesia tidak hanya berpartisipasi dan memanfaatkan teknologi yang ada, namun juga memanfaatkannya secara positif dan tidak  terpengaruh oleh hal-hal negatif yang ada. Hal inilah yang ingin kita capai dalam pendidikan karakter: mengikuti perkembangan zaman namun tidak terjebak arus zaman.

Apa Saja Fatwa Ki Hadjar Dewantara Itu ?

Dalam sistem yang dikembangkannya, Ki Hadjar Dewantara menerbitkan “10 Fatwa Kebebasan Hidup Merdeka”. Ajaran ini dikenal dan ditinjau kembali dengan istilah “pendidikan karakter”. Dikutip dari website lembaga pendidikan Taman Siswa, sepuluh pernyataan dan penjelasan fatwa Ki Hadjar Dewantara  adalah sebagai berikut:

 1. Sastrawan penentang ngesti mulya

Penjelasan ini di maksudkan dengan “ ilmu kita menuju kejayaan”. Penjelasan klausa ini juga mencakup kalimat lain, misalnya Sastra Herjendrayuningrat Pangruwating Dyu yang diterjemahkan, “ilmu yang luhur dan mulia akan menyelamatkan dunia”.

2. Tatanan suci ngesti tunggal

 Penjelasan adalah: “dengan kesucian batin, kelahiran teratur menuju kesempurnaan. 

3. Hak Anda untuk menuntut salam dan kebahagiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun