Mohon tunggu...
Isti Nanda Niswa Azkiya
Isti Nanda Niswa Azkiya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswi teknik industri yang berprestasi

saya memiliki hobi membaca, menonton, dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi buku I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki

23 November 2022   21:55 Diperbarui: 23 November 2022   22:25 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SEBUAH APRESIASI UNTUK DIRI

Judul buku     : I WANT TO DIE BUT I WANT TO EAT TTEOKPOKKI

Penulis            : Baek Se Hee

Tahun terbit : 2019

Penerbit          : PT. Haru Media Sejahtera, Ponorogo

Tebal buku     : 236 halaman 

Ukuran             : 19cm x 13cm

Harga buku    : Rp. 99.000,00

Peresensi         : Isti Nanda Niswa Azkiya, Mahasiswi  Teknik Industri dari Universitas di Malang

Membaca judulnya, pembaca dapat menyimpulkan bahwa buku ini seperti buku motivasi yang menyenangkan. Tapi nyatanya, cerita yang tertulis di sana jauh dari itu. Baek Se He mengajak pembaca untuk melihat situasi mengalami depresi dari sudut pandang mereka sendiri. 

Berdasarkan latar belakang pribadi penulis, yang berjuang dengan Dysthymia (depresi persisten) dan gangguan kecemasan selama lebih dari 10 tahun, buku ini juga menceritakan tentang kisah pribadinya dan seperti apa gejolak depresi itu.

Selain itu, buku ini juga mencakup pengobatan dan konsultasi Baek Se Hee dengan psikiaternya. Maka tidak heran ketika pembaca membuka isi buku ini, Pembaca akan melihat bahwa sebagian besar dialog terjadi antara Baek Se Hee dan psikiater.

Di awal buku, pembaca diperkenalkan dengan semua gejolak emosi tokoh utama, yang mengalami kehilangan minat dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari, Baek Se Hee merasa lebih buruk dan berpikir dia tidak bisa memenuhi standarnya.

Menjadi semakin tidak produktif dan selalu membandingkan dirinya dengan orang lain. Banyak emosi lain berkecamuk dalam karakter utama, yang membuat pembaca memahami konflik internal yang sebenarnya terjadi.

Pada satu titik, Baek Se Hee merasa bahwa dia tidak dapat menangani masalahnya sendiri dan mencari bantuan profesional. Rupanya, Baek Se Hee menderita distimia, yang mirip dengan depresi jangka panjang.

Penulis merasa hidupnya sia-sia. Hal ini terjadi karena penulis sendiri masih memiliki luka masa lalu yang ia bawa hingga saat ini dan hanya semakin membebaninya.

Untuk bangkit dan berjuang melalui masa-masa tersulit dalam hidupnya, Baek Se Hee terus minum obat, yang dibahas dalam banyak cara dalam buku ini. Percakapan sederhana ini sepertinya benar-benar membantu Baek Se Hee berpikir dengan cara baru.

Untuk bertahan hidup, Baek Se Hee memutuskan untuk mencari kegiatan yang bisa sedikit menenangkannya dan menghilangkan stresnya, yaitu menulis di blog pribadinya.

Tulisan itu hanyalah sepotong percakapan sederhana yang membuat hati Baek Se Hee terasa jauh lebih baik ketika dia membacanya lagi. Melalui percakapan dan semua pemikiran Baek Se Hee, Baek Se Hee juga menemukan beberapa hal menarik. Bahwa ada saat-saat ketika penulis merasa sangat sedih dan tidak berguna dan bahkan merasakan keinginan untuk mengakhiri hidupnya ketika penulis mengingat semangkuk tteokpokki favoritnya.

Membayangkan makan ttetbok saja sudah menghangatkan hatinya dan membuatnya sedikit senang membayangkan betapa lezatnya itu. Satu hal lucu yang penulis temukan adalah bagaimana semangkuk tteokpok pedas bisa mematahkan depresinya.

Dari sana, Baek Se Hee menyadari bahwa sepertinya selalu ada hal-hal sederhana dalam kehidupan pembaca sehari-hari yang dapat membawa kebahagiaan. Mungkin yang penulis butuhkan hanyalah mencintai dirinya sendiri.

Bagi Baek Se Hee, semangkuk tteokpokki adalah kegembiraan dan cara untuk mencintai diri sendiri. Tteokpokki juga merupakan makanan favorit seorang penulis yang selalu sibuk menulis ringkasan semua percakapannya di blog pribadinya.

Kelebihan sebagai buku motivasi, buku karya Baek Se Hee ini memiliki keunikan yang menjadi daya tarik tersendiri. Mulai dari judulnya yang terkesan menggelitik, dan isi buku yang sepertinya memiliki pesan yang sangat bagus.

Bahkan topik yang diangkat dalam buku ini sangat familiar dan banyak pembaca dapat merasakan gejolak emosi yang digambarkan penulis dalam buku ini. Selain itu, cover book berwarna pink ini juga memuat penggalan-penggalan dialog percakapan, yaitu dialog sebenarnya antara Baek Se Hee dengan psikiater.

Dialog singkat ini menjadi poin penting dan menarik yang dapat membuka perspektif baru bagi pembaca. Buku ini dapat membuat pembaca melihat dunia lebih dekat.

Bahwa ada banyak kebahagiaan yang bisa didapat bahkan dari semangkuk makanan yang dia makan.

Kekurangan Mengingat buku ini lebih cenderung buku pengobatan pasien ke psikiater, beberapa istilah medis agak sulit dipahami bagi mereka yang tidak berada di dunia yang sama.

Beberapa kata juga tampaknya memiliki arti yang sedikit tidak jelas, karena sebagai buku terjemahan ada kata-kata yang masih sulit untuk diuraikan. Namun, hal ini tidak mengurangi makna yang ingin disampaikan penulis kepada para pembacanya. Jadi secara keseluruhan, inti dari buku ini masih tersampaikan dengan baik.

Semua memahami bahwa sebagai manusia ada kalanya pembaca merasa tertekan dan sedih. Tapi satu hal yang perlu diingat adalah bahwa pembaca bukan satu-satunya orang di dunia ini yang mengalami kesedihan serupa. Mungkin ada banyak orang lain di luar sana yang mengalami masa-masa sulit. Oleh karena itu, satu-satunya yang pembaca butuhkan ketika pembaca sedih adalah rasa syukur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun