Mohon tunggu...
Isti Nanda Niswa Azkiya
Isti Nanda Niswa Azkiya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswi teknik industri yang berprestasi

saya memiliki hobi membaca, menonton, dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi buku I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki

23 November 2022   21:55 Diperbarui: 23 November 2022   22:25 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, buku ini juga mencakup pengobatan dan konsultasi Baek Se Hee dengan psikiaternya. Maka tidak heran ketika pembaca membuka isi buku ini, Pembaca akan melihat bahwa sebagian besar dialog terjadi antara Baek Se Hee dan psikiater.

Di awal buku, pembaca diperkenalkan dengan semua gejolak emosi tokoh utama, yang mengalami kehilangan minat dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari, Baek Se Hee merasa lebih buruk dan berpikir dia tidak bisa memenuhi standarnya.

Menjadi semakin tidak produktif dan selalu membandingkan dirinya dengan orang lain. Banyak emosi lain berkecamuk dalam karakter utama, yang membuat pembaca memahami konflik internal yang sebenarnya terjadi.

Pada satu titik, Baek Se Hee merasa bahwa dia tidak dapat menangani masalahnya sendiri dan mencari bantuan profesional. Rupanya, Baek Se Hee menderita distimia, yang mirip dengan depresi jangka panjang.

Penulis merasa hidupnya sia-sia. Hal ini terjadi karena penulis sendiri masih memiliki luka masa lalu yang ia bawa hingga saat ini dan hanya semakin membebaninya.

Untuk bangkit dan berjuang melalui masa-masa tersulit dalam hidupnya, Baek Se Hee terus minum obat, yang dibahas dalam banyak cara dalam buku ini. Percakapan sederhana ini sepertinya benar-benar membantu Baek Se Hee berpikir dengan cara baru.

Untuk bertahan hidup, Baek Se Hee memutuskan untuk mencari kegiatan yang bisa sedikit menenangkannya dan menghilangkan stresnya, yaitu menulis di blog pribadinya.

Tulisan itu hanyalah sepotong percakapan sederhana yang membuat hati Baek Se Hee terasa jauh lebih baik ketika dia membacanya lagi. Melalui percakapan dan semua pemikiran Baek Se Hee, Baek Se Hee juga menemukan beberapa hal menarik. Bahwa ada saat-saat ketika penulis merasa sangat sedih dan tidak berguna dan bahkan merasakan keinginan untuk mengakhiri hidupnya ketika penulis mengingat semangkuk tteokpokki favoritnya.

Membayangkan makan ttetbok saja sudah menghangatkan hatinya dan membuatnya sedikit senang membayangkan betapa lezatnya itu. Satu hal lucu yang penulis temukan adalah bagaimana semangkuk tteokpok pedas bisa mematahkan depresinya.

Dari sana, Baek Se Hee menyadari bahwa sepertinya selalu ada hal-hal sederhana dalam kehidupan pembaca sehari-hari yang dapat membawa kebahagiaan. Mungkin yang penulis butuhkan hanyalah mencintai dirinya sendiri.

Bagi Baek Se Hee, semangkuk tteokpokki adalah kegembiraan dan cara untuk mencintai diri sendiri. Tteokpokki juga merupakan makanan favorit seorang penulis yang selalu sibuk menulis ringkasan semua percakapannya di blog pribadinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun