Meski demikian, nyatanya kepedulian sesama seniman masih terjaga serta terawat dengan baik. Bahkan, sejumlah lukisan yang disumbangkan untuk Remy Sylado, ongkos kirimnya pun ditanggung oleh pelukis masing-masing.
Sungguh mengesankan. Hal tersebut semakin meyakinkan, betapa kuatnya ikatan batin antara Remy Sylado dengan sesama seniman.
Di event Doa untuk Remy Sylado, pada Jumat, 4 Februari 2022, tersebut, ada dua lukisan karya Remy Sylado yang akan dilelang: No Body's Child dan Senasib Sepenanggungan.
Dalam pertemuan saya dengan Remy Sylado pada Minggu, 30 Januari 2022, sebagai pelukis Remy Sylado mengaku tidak terbiasa mencantumkan tanda tangan dan tanggal penciptaan di kanvas lukisannya. Akibatnya, tidak mudah untuk menyusuri, kapan kedua lukisan yang akan dilelang tersebut diciptakan.
Bagi Remy Sylado, hal itu enteng saja. Padahal, ketika menulis, ia termasuk penulis yang gigih menyusuri jejak suatu peristiwa. Puluhan, ratusan, bahkan ribuan literatur ia susuri, untuk mendapatkan data pendukung tiap tulisannya. Ya, begitulah Remy Sylado, lengkap dengan segala ke-mbelingan-nya.
Selain dua lukisan karya Remy Sylado yang akan dilelang, sejumlah pelukis telah menyumbangkan lukisan karya mereka untuk dilelang, yang hasilnya sepenuhnya untuk keluarga Remy Sylado. Antara lain, Bourning Bird, Hitchcock as the Clown karya Ramadhan Bouqie, Konser Perdamaian karya Mas Padhik, Rembulan di Atas Taman karya Ar Soedarto, You're the Key karya Sitok Srengenge, Teror of Justice karya Kembang Sepatu, dan Passion #1 karya Maria Tiwi.
Seniman teater Jose Rizal Manua selaku Ketua Panitia Pelaksana Doa untuk Remy Sylado tersebut, menuturkan, "Seluruh hasil lelang akan diserahkan sepenuhnya kepada keluarga Remy Sylado. Demi kepulihan dan demi Remy Sylado berkarya kembali."
Jakarta, 2 Februari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H