Remy Sylado sudah setahun lebih sakit. Beberapa kali ia mengalami stroke dan pekan lalu menjalani operasi hernia. Ia hanya berbaring. Seniman teater Jose Rizal Manua kemudian menginisiasi event Doa untuk Remy Sylado, pada Jumat, 4 Februari 2022 di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat. Bagaimana kondisi Remy Sylado kini? Mungkinkah ia pulih?
Makan dan Daya Ingat Mengagumkan
Pada Minggu, 30 Januari 2022, saya menjenguk Remy Sylado. Seniman multi talenta tersebut berbaring di tempat tidur, di rumahnya di kawasan Cipinang Muara, Jakarta Timur.
Sang istri menemani serta melayaninya dengan telaten. Secara makan dan minum, nyaris tak ada kendala. Remy Sylado disuapi sang istri dan seniman itu mengunyahnya dengan lahap.
Secara daya ingat, Remy Sylado sangat mengesankan. Dalam kondisi sakit begini, ia bercerita tentang calon buku terbarunya, yang naskahnya sudah ia serahkan lengkap ke Penerbit Gramedia, Jakarta Pusat.
Calon buku itu berupa Kamus Salah Kaprah Bahasa Indonesia. Remy Sylado berharap calon buku itu segera diterbitkan, karena naskahnya sudah di Penerbit Gramedia, sebelum ia sakit. Artinya, sudah setahun yang lalu.
"Naskah calon buku itu dijemput seseorang bernama Candra, rambutnya keriting. Ia datang ke sini, ke rumah saya," ungkap Remy Sylado mendeskripsikannya.
Calon buku Kamus Salah Kaprah Bahasa Indonesia itu, ditulis Remy Sylado karena ia risau pada penggunaan istilah di media, terutama media televisi.
Remy Sylado memberi contoh tentang penggunaan istilah banderol. Menurutnya, kata banderol itu tepat digunakan untuk menyebut harga rokok. Bukan untuk harga barang lain. Ia kemudian menjabarkan asal-usul kata banderol, yang mengacu ke bahasa Belanda. Dengan suara parau, ia menjelaskannya dengan detail.
Dalam konteks literasi, penggunaan istilah yang tepat, tentu saja akan meminimalkan salah tafsir. Untuk hal ini, Remy Sylado memang piawai. Pemahamannya tentang bahasa, tak perlu diragukan lagi. Tahun 2003, misalnya, ia sudah menerbitkan buku 9 Dari 10 Kata Bahasa Indonesia Adalah Asing. Buku setebal 163 halaman tersebut diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia.
Kondisi fisik Remy Sylado memang melemah. Namun, melihat lahapnya ia makan dan minum serta daya ingatnya yang mengesankan, kita tentu berharap ia kembali pulih. Kembali berkarya. Ia termasuk sedikit seniman Indonesia yang multi talenta. Seni sastra, lukis, musik, film, dan teater dilakoni Remy Sylado dengan intens.