Memilih Cash to Cash
Secara penjualan produk sayuran, Suherman memilih menjual ke bandar sayur di berbagai pasar di Tangerang dan Jakarta. Ini pilihan strategis yang ditempuh Suherman, dengan mempertimbangkan situasi kondisi para petani binaannya.
"Petani binaan saya lebih memilih mendapatkan uang cash tiap hari. Sayur dipanen, diantar ke pasar atau dijemput oleh bandar sayur, saat itu juga pembayaran langsung diterima," kata Suherman tentang alasannya memilih menjual ke bandar sayur.
Memang, secara harga jual, relatif agak miring dibandingkan dengan dijual ke pasar modern. "Tapi, sistem pembayaran dari pasar modern, umumnya tidak langsung cash. Sementara, para petani binaan saya, butuh dana cash untuk kebutuhan hidup sehari-hari dan untuk biaya operasi pertanian," ujar Suherman.
Hal positif dari pilihan menjual produk pertanian ke bandar sayur, meminimalkan petani binaan tersangkut urusan pinjam-meminjam uang. Suherman menuturkan, di lingkungan pertanian mereka, tidak ada rentenir dan tidak ada tengkulak.
Dengan menerima pembayaran secara cash to cash tiap hari, para petani binaan praktis tiap hari pegang dana, pegang uang. Dalam konteks ini, Suherman telah berhasil membentengi para petani di sana dari jeratan tengkulak dan rentenir.
Kita tahu, bukan rahasia lagi, sebagian besar petani di berbagai pelosok tanah air, terjerat oleh rentenir dan tengkulak. Ini merupakan problem sosial ekonomi yang dari tahun ke tahun belum teratasi. Nah, Suherman telah menemukan serta telah mengimplementasikan solusinya.
Karena semua itulah, saya menyebut Suherman sebagai sosok yang dibutuhkan Indonesia.
Jakarta, 19 Desember 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H