Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Suherman, Petani Keren Membina 100 Petani

19 Desember 2021   09:24 Diperbarui: 19 Desember 2021   09:37 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kangkung, sayuran tak kenal musim. Tiap hari dibutuhkan, tiap hari dipasok Suherman ke pasar. Foto: Didik Wiratno

Suherman inilah yang dibutuhkan Indonesia. Usianya 42 tahun, 22 tahun ia manfaatkan untuk bertani. Kini masih terus bertani. Ia juga membina 100 petani, dengan total lahan seluas 20 hektar. Tiap hari ia memasok 2 mobil pickup aneka sayuran ke pasar, hingga tiap petani binaannya berpenghasilan lebih dari 5 juta rupiah per bulan.

Bersih Kulit, Jernih Hati

Kulit Suherman bersih, meski kerap terbakar matahari. Sorot matanya bening. Rambutnya hitam terawat. "Saya bertani dengan hati, menjaga diri agar tak punya musuh, karena itu jiwa saya sangat lapang mengolah sawah ladang," ujar Suherman, pada Sabtu, 18 Desember 2021 ini.

Dengan senyum dan penuh tawa, ia bercerita bahwa suasana hati perlu dijaga, agar tanaman yang ditanam bisa tumbuh subur dan sehat. "Tanaman dan petani itu memiliki ikatan batin. Kalau hati kita kusut, apa pun yang kita tanam, tak kan tumbuh subur," lanjut Suherman.

Ia yakin betul dengan ikatan batin tersebut. Karena, petani dan tanaman sama-sama makhluk ciptaan-Nya, sama-sama melalui proses untuk hidup. Artinya, jika petani merawat tanamannya dengan hati, maka tanaman tersebut akan tumbuh dengan subur-segar sepanjang hari.

Suherman kerap didatangi komunitas yang berminat belajar tentang pertanian. Foto: Didik Wiratno
Suherman kerap didatangi komunitas yang berminat belajar tentang pertanian. Foto: Didik Wiratno

Keyakinan itulah yang membuat Suherman terus bersemangat menjadi petani, bahkan sudah 22 tahun hingga kini. Ia menjadi tambah yakin, setelah menulari para petani binaannya dengan keyakinan yang sama, dan hasilnya sangat memuaskan.

Rata-rata tiap petani binaan Suherman berpenghasilan lebih dari 5 juta rupiah per bulan. Yang mereka tanam, aneka sayuran, seperti kangkung, sawi, dan bayam. Itu untuk panen harian. Untuk panen mingguan, daun singkong dan daun pepaya. Untuk panen bulanan, timun, terong, dan pare.

Untuk tanaman musiman, mereka menanam bawang dan cabe. Periode tanamnya disesuaikan dengan fluktuasi harga pasar. Dengan demikian, 100 petani binaan Suherman, bertani secara terencana sekaligus strategis menyikapi kondisi pasar.

Dari 100 petani binaan tersebut, sebagian bertani di lahan milik pribadi masing-masing, sebagian lagi di lahan yang mereka sewa. Suherman menuturkan, untuk mulai bertani sayuran di lahan sewa, modal yang dibutuhkan sekitar 10 juta rupiah per hektar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun